TRX NEWS – Perjalanan bisnis pasangan Anggara Jati dan Rizka Wahyu Romadhona menjadi salah satu contoh kisah inspiratif pengusaha kecil yang sukses. Keduanya merupakan pendiri Lapis Sangkuriang Bogor.
Lapis Sangkuriang Bogor kini menjadi salah satu oleh-oleh terkenal kota hujan. Bisnis kue bolu berbahan dasar talas ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun dan dirintis dari awal oleh Angga dan Rizka.
Sebelum akhirnya memulai bisnis kue bolu, keduanya memiliki bisnis penjualan daging kemasan yang menyasar para pekerja kantoran. Namun sayang, bisnis tersebut tidak berhasil karena keduanya kurang memiliki manajemen bisnis.
Awalnya pasangan ini adalah pekerja kantoran, selain bekerja di bisnis daging, mereka juga mencoba bisnis makanan lain yang sedang populer saat itu. Oleh karena itu, mereka berkonsentrasi mengelola bisnis daging kemasannya.
Kegagalan usaha daging sapi dan usaha lainnya membuat mereka terlilit hutang, hingga terkadang harus menarik sepeda motornya ke peminjam. Namun Angga dan Rizka tak putus asa, mereka terus berusaha mencari bisnis yang cocok untuk digarap.
Pilihan mereka jatuh pada santapan berkesan yang terinspirasi dari kota Bogor sendiri yang merupakan salah satu tempat wisata terdekat dari Jakarta. Bogor terkenal dengan produksi talasnya, sehingga Rizka mencoba membuat kue talas.
Hanya bermodalkan Rp 500.000 dan mixer yang dipinjam ibu mertuanya, Rizka membuat kue bolu berlapis tartar. Pada masa itu, oleh-oleh khas Bogor masih sangat sedikit dan kebanyakan menggunakan talas sebagai bahan utamanya.
Setelah beberapa kali membuat kue karet, Rizka akhirnya menemukan resep yang tepat dan memberikan kuenya kepada tetangganya untuk dicicipi. Kerja kerasnya membuahkan hasil, dan orang-orang menyukai kue lapis talas.
Dari situlah Rizka mulai lebih sering menerima pesanan. Juga masyarakat yang membeli kue tersebut memberikan komentar positif yang secara tidak langsung menjadi promosi.
Setelah berhasil menerima pesanan, Angga dan Rizka mulai memberanikan diri membuka toko kecil-kecilan. Upaya peningkatan skala usahanya dengan bantuan pemerintah setempat untuk mempromosikan pariwisata di Bogor.
Rizka mengunjungi kantor pemerintahan kota, bekerjasama dengan hotel-hotel di kawasan Puncak dan mengikuti program pengembangan UMKM untuk meningkatkan produktivitasnya.
Lapis Sangkuriang Bogor semakin populer setelah mengikuti ajang UMKM pemerintah, dan lambat laun usaha Lapis Sangkuriang Bogor semakin berkembang hingga keduanya mampu mendirikan pabrik.
Lapis Bogor Sangkuriang kini memiliki pintu masuk besar yang pertama kali dibuka pada tahun 2011. Kini mereka memiliki pabrik pusat produksi di kawasan Sentul, Bogor, dan mempekerjakan ribuan pekerja.
Ini adalah kisah inspiratif tentang seorang pengusaha muda yang berhasil memulai bisnisnya kembali.
(Nadya Kurnia)