TRX NEWS – Nimade Suryani berawal dari ide memanfaatkan kearifan lokal dan berhasil merevitalisasi perekonomian lokal dengan menjadikan pisang menjadi beragam produk makanan ringan lokal. Penjualan Klaster Pisang Mades yang diproduksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus tumbuh.
Produk yang ada di cluster ini memiliki tiga varian utama, yaitu menjual keripik pisang, keripik kentang talas, dan keripik singkong. Klaster ini merupakan salah satu kelompok UMKM binaan BRI dalam program klaster My Life yang bergerak di bidang agribisnis pangan khususnya pisang.
Ni Made, Ketua Klaster Pisang Sale Made, mengatakan, ide mengolah pisang yang banyak ditemukan di sekitar Kabupaten Parigi Sulawesi Tengah, tempat ia tinggal sejak 2015, terpikir olehnya.
“Saat itu, masyarakat sepertinya kurang memanfaatkan pisang, bahkan menyia-nyiakannya,” ujarnya, Kamis (3/10/2024).
Misalnya, jika tidak dimakan, akan tertinggal di pohon hingga matang dan menjadi makanan burung. Selain itu, ketika pasokan meningkat, pisang dipotong kecil-kecil dan digunakan untuk pakan ternak masyarakat.
Di sana, ia dan banyak warga lainnya menemukan cara memanfaatkan pengolahan pisang untuk meningkatkan konsumsi. “Setelah mencoba mengolahnya menjadi kue dan keripik, saya bersama warga lainnya pun mencoba mengolah pisang tersebut menjadi pisang komersial,” kata Ni Made.
Yang dijual dari pisang Mades adalah pisangnya, yaitu rasa manis yang didapat dari fermentasi madu yang memiliki keunikan tersendiri sehingga enak, manis dan lembut. Dengan penjualan bulanan puluhan juta rupiah, produk Jual Mades Pisang Cluster tidak hanya dikenal di tingkat lokal, namun juga berhasil memasuki banyak pasar perkotaan di Indonesia.
Keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen Grup dalam menjaga kualitas produk dan inovasi yang berkelanjutan. Selain itu, produknya juga sering dipamerkan di pameran tingkat daerah dan nasional. Berpartisipasi dalam pameran ini memberikan peluang bagi organisasi untuk memperluas jaringan pemasaran mereka dan memamerkan produk mereka ke khalayak yang lebih luas.
Strategi pengembangan tersebut tidak lepas dari dukungan BRI dalam pemberdayaan sektor UMKM. “Tentunya saya dan penjual pisang lainnya mendapat banyak ilmu sejak menjadi pegawai BRI. Kami yakin BRI sedang berjuang untuk membantu menjual produk kami. “Misalnya ada event BRI di mana saya memajang produk saya di pameran atau bahkan memajang cinderamata,” kata Ni Made.
Menurutnya, BRI memiliki banyak kemudahan dan pembelajaran sehingga bisnis produk diskon bisa diketahui siapa saja. Penjualan luar negeri dan luar negeri juga diperkirakan akan terus tumbuh.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan perseroan berencana memberikan dukungan berkelanjutan dan peningkatan kapasitas melalui program klaster bisnis ‘My Life My Cluster’. Dengan begitu, para pelaku UMKM bisa menjadi tangguh dan naik kelas. Hingga akhir Agustus 2024, BRI mencatat terdapat 32.449 klaster bisnis energi yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami memberdayakan usaha kecil untuk terus berkembang, tidak hanya dalam bentuk permodalan, tetapi juga dalam bentuk pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya. “Kami berharap kiprah kelompok tani ini dapat mendorong transformasi perekonomian di sektor pertanian dan tentunya menjadi kisah inspiratif yang dapat ditiru oleh badan usaha lainnya,” ujarnya.
Strategi bisnis mikro BRI tahun 2024 juga fokus pada penguatan kapabilitas sebelum pembiayaan. BRI merupakan bank yang berkomitmen terhadap pelaku UMKM di tingkat dasar, mulai dari integrasi hingga proses pemberdayaan. Hal inilah yang melatarbelakangi terselenggaranya program-program pemberdayaan yang dicanangkan BRI seperti Desa BRILIAN, KlasterkuHidupku, Tokoh Inspiratif Lokal (FIL) dan Pangkalan Listrik Online (LinkUMKM).
(Grace Piansha)