TRX NEWS – PT Shoes Bata Tbk (BATA) tengah menyusun strategi memulihkan kinerja setelah mencatatkan kerugian Rp 127,34 miliar pada semester I 2024.
Manajemen mengakui adanya pelemahan permintaan di pasar domestik pasca pandemi Covid-19, ditambah ketatnya persaingan di pasar alas kaki.
Di sisi lain, liabilitas jangka pendek BATA melebihi nilai aset lancar sebesar Rp 122 miliar sehingga mengancam solvabilitas perseroan.
Untuk manajemen, perusahaan fokus pada pengelolaan modal kerja untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditur.
“Kemampuan grup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya bergantung pada kemampuannya mengelola modal kerja yang tersedia,” kata manajemen dalam laporan keuangan tertanggal Senin (10/7/2024).
Manajemen BATA menyatakan perseroan akan melakukan renovasi toko dengan harapan dapat meningkatkan trafik pelanggan di seluruh outlet.
Strategi itu dibarengi dengan fokus pada peningkatan harga jual rata-rata “melalui koleksi eksklusif produk-produk dengan margin lebih tinggi,” katanya.
Dari aspek likuiditas, manajemen mendorong penggunaan efisiensi terutama dalam pengelolaan biaya operasional.
Menyusul penjualan ‘Graha Bata’, gedung kantor pusat BATA di Jakarta Selatan, manajemen juga memberikan opsi untuk menjual kembali properti tersebut. “Menjual aset yang tidak terpakai,” ujarnya.
Diketahui, pendapatan usaha BATA turun 22,47 persen year-on-year menjadi Rp 260,29 miliar yang terutama dikontribusi oleh pendapatan penjualan retail yang mencapai Rp 231,12 miliar.
Jalur penjualan elektronik hanya menyerap Rp 28,39 miliar dengan nilai ekspor Rp 776 juta, berdasarkan laporan keuangan revisi BATA dalam keterbukaan informasi, Senin (10/07/2024).
Secara operasional, laba kotor BATA mencapai Rp93,2 miliar. Sayangnya, angka tersebut tergerus sejumlah biaya penjualan dan restrukturisasi. Akibatnya, kerugian sebelum pajak BATA mencapai Rp129,07 miliar.
(DESI ANGRIANI)