3 Biografi Pengusaha Sukses di Indonesia, Mulai dari Nol hingga Melantai di Bursa

TRX NEWS – Artikel ini mengulas beberapa biografi pengusaha sukses. Banyak pengusaha sukses di Indonesia yang memulai usahanya dari awal hingga usahanya berkembang ke skala yang lebih besar. 

Selain tekad, para pengusaha ini pantang menyerah meski berkali-kali mengalami kegagalan. Ada pula yang nyaris bangkrut, bahkan merugi besar. 

Namun karena tingkat keberlanjutannya yang tinggi, para pengusaha tersebut mampu mempertahankan usahanya, bahkan membuka lini usaha baru di sektor lain dan menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang. 

Kisah-kisah inspiratif naik turunnya wirausahawan ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Para wirausahawan ini menjalankan bisnisnya tanpa memandang usia, yang sebagian besar baru merasakan kesuksesan di usia 50-an. 

Di bawah ini adalah beberapa biografi singkat pengusaha sukses di Indonesia.  3 Biografi pengusaha sukses di Indonesia

1. Liem Sing Tee (HM Sampoerna) 

Liem Seeng Tee adalah pendiri PT HM Sampoerna Tbk. Ia lahir pada tahun 1893 dan meninggal di Surabaya pada tahun 1956. Liem Seng Ti berasal dari keluarga miskin di Fujian, Tiongkok, yang datang ke Indonesia pada tahun 1898. 

Tak lama setelah keluarganya tiba di Indonesia, ayahnya meninggal. Setelah itu, Liem Seng Tee tinggal bersama keluarga Tionghoa di Bojonegoro. Liem Sing Tee memulai bisnis rokoknya dengan menjual cerutu lintingan tangan. 

Ia mengetahui tentang tembakau setelah bekerja di pabrik rokok Lamongon. Setelah itu, Liem Seng Tee menyewa sebuah toko kecil di Jalan Tiantian (Surabaya lama). 

Saat itu, Liem sedang berjualan rokok buatannya dan istrinya berjualan makanan ringan. Saat jalan diperlebar, bisnis berkembang pesat, namun gubuk tempat tinggal Liem dan istrinya terbakar habis. 

Jadi bisnisnya harus dimulai dari awal. Peluang kedua untuk memulai bisnis tembakau datang ketika seseorang menyarankan sebuah pabrik rokok yang bangkrut. Dari pabrik inilah Liem Sing Tee mengembangkan usahanya semakin pesat. 

Perusahaan ini memproduksi Dji Sam Soe pada tahun 1913 dan kemudian memproduksi merek rokok lain (Panama, Sampoerna, dll) pada tahun-tahun berikutnya. Namun ketika pasukan Jepang tiba di Indonesia, upaya tersebut kembali menemui kendala. 

Saat Jepang turun ke Surabaya, Liem ditangkap dan dikirim ke Jawa Barat untuk kerja paksa, istri dan anak-anaknya bersembunyi. Industri tembakau berada di bawah kendali militer Jepang hingga Indonesia merdeka. 

Ketika Indonesia merdeka dan Liem kembali ke Surabaya, aset yang dimilikinya hanyalah keluarga dan ciri khasnya: Jee Sam Soe. Sementara itu, belum diketahui nasib aset perusahaan tersebut. Liem kembali memulai usahanya dari awal bersama Ji Sam Soe. 

Liem Sing Tee meninggal pada tahun 1956 pada usia 60 tahun. Usaha rokoknya dilanjutkan oleh anak dan cucunya, antara lain Aga Sampoerna dan Putra Sampoerna. HM Sampoerna kini telah dijual ke Philip Morris International. 

2. Siputra 

Ir Ciputra adalah pendiri perusahaan real estate Ciputra Group, ia juga seorang insinyur. Siputra lahir pada 24 Agustus 1931 di Parigi dan meninggal pada 27 November 2019 pada usia 88 tahun. 

Saat masih kecil, Siputra kerap berpindah-pindah tempat tinggal karena berkali-kali orang tuanya menitipkannya kepada kerabat dekat agar ia tetap bisa bersekolah. Masa kecilnya juga sangat pahit karena harus kehilangan sosok ayahnya di usia muda. 

Pastor Tji Siem Po dituduh sebagai mata-mata Belanda dan ditangkap pasukan Jepang. Ayahnya meninggal dalam tahanan di Manado, dan Siputra tidak lagi bertemu ayahnya sejak penangkapannya. 

Siputra mengenyam bangku SMP dan SMA di Don Bosco, Manado. Ia melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat duduk di bangku kelas empat, ia mendirikan perusahaan konsultan arsitektur bersama dua teman sekelasnya dengan membuka kantor di garasi.

Setelah lulus kuliah, Ciputra bekerja di Jaya Group (Perusda DKI Jakarta). Ia bekerja di perusahaan ini hingga menjadi direktur pada usia 65 tahun. Jadi, di usianya yang ke-65, Siputra belum juga mendirikan perusahaan sendiri. 

Selama bekerja sama dengan Jaya Group, Ciputra terlibat dalam pembangunan Taman Impian Jaya Ancol. Bersama rekan lainnya seperti Sudano Salim, Sudvikatmono dan Ibrahim Risjad, Siputra mendirikan Metropolitan Group dan membangun komplek perumahan Pondok Indaro. 

Ia juga ikut serta dalam pembentukan kota mandiri Bumi Serpon Damai (BSD). Setelah bekerja sama dengan rekan-rekannya di Jaya Group dan Metropolitan Group, Ciputra memulai perusahaannya sendiri, Ciputra Group.

Grup Ciputra memiliki banyak bidang bisnis mulai dari real estate, properti, pendidikan dan kesehatan. Ia banyak membangun tempat tinggal dan juga mendirikan Universitas Siputra. 

3.Hermanto Tanoko 

Hermanto Tanoko adalah ketua komisaris PT Avia Avian Tbk (AVIA). Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah pendiri perusahaan cat Avian yaitu Soetikno Tanoko (Tan Tek Swee). Sebelum memulai usaha cat, Soetikno berjualan sayur mayur dan pakaian bersama istrinya. 

Saat itu, keluarga Tanoko belum memiliki tempat tinggal tetap. Hermanto belajar dari kecil betapa sulitnya mencari uang, ia sendiri bekerja sebagai pelukis di toko cat milik ayahnya pada usia delapan tahun. 

Saat masih menjadi pionir, ayahnya terkenal dengan pendidikannya yang disiplin dalam menggunakan uang. Hermanto pernah bercerita bahwa ayahnya pernah menolak chicken dinner yang disiapkan ibunya karena keadaan keuangan keluarga saat itu tidak mampu untuk makan makanan enak. 

Hermanto mulai menjalankan apotek sendiri pada usia 14 tahun, berkat usahanya tersebut Hermanto mampu membiayai pendidikannya dan membeli sepeda motor pertamanya. Beliau bergabung dengan Avian pada tahun 1982 sebagai General Manager Operasional. 

Hermanto dan saudara-saudaranya mengembangkan PT Avia Avian hingga saat ini. Ia juga mendirikan Perusahaan Air Minum (AMDK) bernama CLEO yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia. 

Saat mendirikan CLEO, Hermanto dan istrinya mengalami kerugian selama beberapa tahun sebelum akhirnya CLEO mendapatkan laba atas investasinya dan mulai berkembang, bersaing dengan merek AMDK lainnya. 

Selain mengembangkan Avian dan CLEO, Hermanto merambah ke industri lain. Ada pula yang gagal karena Hermanto belum memahami bisnis dengan baik saat itu. Kemudian hal ini menjadi pelajaran penting dalam perjalanan bisnisnya. 

Itulah beberapa biografi pengusaha sukses di Indonesia yang bisa menginspirasi. 

(Nadia Kurnia)

Related Posts

Inilah 5 Raja Batu Bara RI, Raup Kekayaan hingga Puluhan Triliun Rupiah 

TRX NEWS – Banyak sekali orang kaya gila yang disebut cukong batu bara Indonesia. Para pengusaha ini berhasil meraup triliunan rupee dari sektor usaha tersebut.​ Batubara tentu merupakan bisnis yang…

Kisah Sukses Mantan Tukang Tambal Ban yang Kini Punya Pabrik Elektronik

TRX NEWS — Menarik mengulas kisah sukses mantan tukang tambal ban di Samarinda, Kalimantan Timur. Tjoa Teng Hui atau biasa disapa Teng Hui adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki beberapa…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi

YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Terbanyak, Siapa Saja?

YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Terbanyak, Siapa Saja?

Biaya Medis Indonesia Termasuk Tertinggi di Asia

Biaya Medis Indonesia Termasuk Tertinggi di Asia

Kemenkominfo Targetkan Pemerataan Internet Capai Zero Blank Spot di 2025

Kemenkominfo Targetkan Pemerataan Internet Capai Zero Blank Spot di 2025

OJK Resmi Cabut Izin Investree

OJK Resmi Cabut Izin Investree