TRX NEWS — Satrio Suryo mengawali hobi beternak lobster air tawar dan berhasil menghasilkan jutaan rupee dalam seminggu. Lobster ini berasal dari Australia dan hidup di habitat aslinya di sungai air tawar yang terkenal dengan dagingnya yang melimpah dan empuk.
Cakar merah jenis ini ditanam di kolam mirip sungai di teras rumah Satrio.
Surayo memisahkan bayi lobster dari induknya. Lobster kecil ditempatkan dalam tabung dengan aliran gelembung di dalam air untuk memungkinkan udara masuk.
Menurut Suryo, hobi tersebut sudah digelutinya sejak tahun 2006. Saat itu, ia belajar menanam lobster di akuarium, lalu memindahkannya ke kolam yang lebih besar karena lobsternya sudah semakin besar.
“Saat itulah kita belajar beternak dan beternaknya seperti apa, pasarnya seperti apa. Budidaya lobster air tawar dengan jari, pakai shelter, pompa, karena lobster air tawar butuh oksigen,” kata Satrio Suryo, Selasa (27/10) saat ditemui di rumahnya .8).
Dalam proses perkembangbiakannya, lobster memasuki musim kawin, biasanya satu minggu hingga satu bulan, untuk bertelur. Setiap induk lobster dikatakan memiliki jumlah telur yang berbeda-beda, dengan rata-rata ukuran 300-500 butir.
Dan tersedia hingga 700 butir telur untuk ukuran Jumbo dengan berat 500 gram ke atas. Di sana tingkat keberhasilan penetasan mencapai 70 persen karena 30 persen diantaranya dimakan lobster lain, berganti kulit dan mati.
“Setelah bertelur, kita ambil, pisahkan telurnya, tunggu sekitar sebulan, lalu pindahkan ke kolam pemeliharaan hingga besarnya 2 hingga 3 inci, hingga berumur tiga bulan,” ujarnya. katanya.
Setelah dipindahkan ke kolam penangkaran, lobster-lobster tersebut berkembang biak sendiri dan kemudian mulai dijual. Biasanya lobsternya berjumlah 15-20 ekor per kilogram, dan harganya antara Rp 250.000-300.000 tergantung kualitas dan ukurannya.
“Lobster jumbo biasanya lebih mahal, dapat Rp 250.000 per kilogram, yaitu 5-6 ekor lobster per kilogram,” ujarnya.
Satrio juga mengatakan pemasaran lobster sudah menyebar ke luar Pulau Jawa. Beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta, dan Bali menjadi tujuan utamanya. Permintaan terbesar biasanya datang dari Bali, karena lobster air tawar banyak diminati wisatawan mancanegara.
“Pasarnya seperti hotel, restoran, kita ada deposit rutin untuk restoran di Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, itu banyak. Biasanya mereka pesan melalui pasar media sosial, Instagram. Kalau kukunya bagus, biasanya Kalau untuk hiasan, itu dari orang tua,” jelasnya.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, Satrio akan bermitra dengan petani lobster. Total ada 20 hingga 30 mitra binaan di Malang yang sudah dilatihnya dan siap menyetor lobster. Di sini, para mitra menuai dua kali setahun.
“Kalau panen turun sedikit tapi tidak drastis ya antara Rp 250-350.000 per kg, mungkin sampai Rp 350.000 untuk yang jumbo. Kita tarifnya Rp 180.000-200.000 per kg dari semua petani,” jelasnya.
Selama satu minggu, Suryo bisa memisahkan 30-50 kg, dan bila panen besar bisa 100 kg per minggu. Jika dihitung-hitung untuk mengantarkan minimal 30 kilogram kepada pelanggan ini, ia akan mendapat penghasilan Rp 7,5 juta per minggu, jika bisa mencapai minimal Rp 30 juta per bulan.
(Nadia Kurnia)