Saham Bukalapak (BUKA) Naik 20 Persen di Tengah Rumor Jadi Target Akuisisi Temu

TRX NEWS – Saham penerbit e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mendadak melonjak sejak pembukaan perdagangan Senin (7/10/2024) di tengah sederet rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 14.00 WIB, saham BUKA melonjak 23,48 persen menjadi Rp 142 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 435,45 miliar dan volume perdagangan 3,09 miliar lembar saham.

Volume perdagangan hari ini sangat kuat, melebihi rata-rata pergerakan 20 hari yang hanya berjumlah 357 juta lembar saham, yang menunjukkan tekanan beli yang kuat.

Sejumlah pelaku pasar mengaitkan lonjakan harga saham Bukalapak dengan beberapa rumor, termasuk pengambilalihan e-commerce oleh China Temu.

Misalnya saja pada Senin (7/10), Algo Research menulis bahwa Temu, perusahaan e-commerce asal Tiongkok milik PDD Holdings, dikabarkan tertarik memasuki pasar Indonesia.

Namun, pemerintah Indonesia khawatir Temu dapat mengganggu industri UMKM lokal dengan menjual produk impor dari Tiongkok.

Hal ini memicu spekulasi bahwa BUKA bisa menjadi target pengambilalihan, bersama dengan TikTok dan Tokopedia, mengingat Temu mungkin belum mendapatkan izin beroperasi.

Selain pengambilalihan Temu, ada rumor lain soal penjualan BBHI.

Berdasarkan data Algo Research, BUKA mencatatkan kerugian pada tahun ini terutama karena penyertaan pada Bank Allo (BBHI) yang sahamnya dimiliki BUKA sebesar 11,5%.

Saham BBHI saat ini diperdagangkan pada level 925%. Saham IDR, di bawah harga penutupan akhir tahun 2023. Spekulasi menyebutkan BUKA mungkin akan menjual BBHI dan fokus memperkuat ekosistem dengan Superbank.

Hal ini juga terjadi ketika rumor tentang kemungkinan dividen atau pengambilalihan muncul di pasar.

Menyusul penjelasan Algo Research, muncul spekulasi BUKA bisa membagikan dividen atau melakukan pembelian saham menggunakan dana hasil IPO dalam jumlah besar. Per Juni 2024, BUKA memiliki aset tunai sebesar USD 9,45 triliun. Rp.

TRX NEWS.com saat ini sedang mencoba menghubungi pihak Bukalapak terkait rumor tersebut.

Direktur mengundurkan diri

Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi tertanggal 4 Oktober 2024, Bukalapak mengumumkan Teddy Nuryanto Oetomo mengundurkan diri sebagai direktur perusahaan.

Pengunduran diri ini merupakan keputusan pribadi Teddy setelah hampir enam tahun bekerja di perusahaan tersebut.

Dalam keterangannya, pihak Bukalapak menyatakan saat ini belum ada rencana mencari penerus Teddy. Namun jika terjadi perubahan, perseroan akan mengumumkannya pada Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) berikutnya, yang mana pengunduran diri Teddy akan diterima secara resmi.

Bukalapak menegaskan pengunduran diri tersebut tidak berdampak pada operasional perusahaan. Dalam surat no. 757/BL/CORSEC/SURAT/X/2024 yang diterbitkan pada 2 Oktober 2024, perseroan menegaskan seluruh operasional akan tetap berjalan seperti biasa.

Merujuk pada strategi perseroan ke depan, Bukalapak menyatakan perubahan susunan pengurus tidak akan mempengaruhi arah operasional perseroan. Bukalapak akan terus mengejar keuntungan dan pertumbuhan berkelanjutan di empat segmen bisnis intinya.

Bukalapak juga menegaskan, tidak ada informasi atau peristiwa material lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga saham jika belum dipublikasikan.

Teddy sendiri memiliki pengalaman yang luas di industri keuangan dan memiliki pengalaman yang beragam dan signifikan di banyak perusahaan ternama.

Teddy diangkat menjadi Direktur Bukalapak berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 30 April 2021 dan pengangkatannya berlaku efektif setelah berakhirnya RUPSLB.

Sebelum bergabung dengan Bukalapak, Teddy menduduki berbagai posisi strategis di bidang keuangan.

Pada tahun 2015-2018, beliau menjabat sebagai direktur kegiatan tidak langsung di PT Schroders Investment Indonesia.

Teddy sebelumnya menjabat sebagai Direktur Indonesia Equities Research di Credit Suisse pada tahun 2011 hingga 2014, dan sebelumnya bekerja sebagai Equities Research Analyst di perusahaan yang sama pada tahun 2006 hingga 2011.

Pengalamannya dalam riset pasar modal dimulai saat menjadi analis riset di Capital Market CRC Ltd. pada tahun 2002 hingga 2005.

Teddy Nuryanto Oetomo memiliki latar belakang akademis yang kuat, memperoleh gelar PhD di bidang Ekonomi dari University of Sydney pada tahun 2006. Beliau juga memperoleh gelar BA di bidang Ekonomi dari universitas yang sama pada tahun 2001. (Aldo Fernando)

 

Penafian: Keputusan membeli/menjual saham sepenuhnya berada di tangan investor.

Related Posts

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

TRX NEWS – Saham PT Multitrend Indo Tbk (BABY) dan PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) berada di zona merah setelah terpantau Bursa. Pada perdagangan Selasa (11/12/2024), saham BABY turun…

Astra Graphia (ASGR) Tebar Dividen Interim Rp25,62 Miliar, Telisik Jadwalnya

TRX NEWS – Emiten Grup Astra, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) sepakat untuk membagikan laba interim kepada pemegang saham tahun buku 2024. Total nilai laba yang dibagikan sebesar Rp 25,62…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi

YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Terbanyak, Siapa Saja?

YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Terbanyak, Siapa Saja?

Biaya Medis Indonesia Termasuk Tertinggi di Asia

Biaya Medis Indonesia Termasuk Tertinggi di Asia

Kemenkominfo Targetkan Pemerataan Internet Capai Zero Blank Spot di 2025

Kemenkominfo Targetkan Pemerataan Internet Capai Zero Blank Spot di 2025

OJK Resmi Cabut Izin Investree

OJK Resmi Cabut Izin Investree