TRX NEWS – Direktur Penjualan dan Distribusi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI Anton Sukarna menjelaskan penyebab utama anjloknya dana pihak ketiga (DPK) sepanjang akhir pekan yang mendekati Rp 1 triliun.
Soalnya, banyak nasabah BSI yang bertransaksi, namun dana transaksinya masuk ke bank lain.
Anton mencontohkan, nasabah BSI berbelanja di toko pakaian muslim yang menerima pembayaran menggunakan mesin EDC BRI. Oleh karena itu, uang yang dibayarkan nasabah BSI masuk ke rekening BRI milik toko baju muslim tersebut.
“Klien kami yang sebelumnya memiliki gaji membeli klien yang instrumen pembiayaannya bukan BSI,” kata Anton pada Selasa (8/10/2024) dalam diskusi BUMN Menuju Indonesia Emas di Sarinah, Jakarta.
Meski turun setiap akhir pekan, Anton mengatakan DPK kembali naik pada awal minggu atau Senin saat kantor BSI dibuka.
Senin nanti (DPK) akan bertambah lagi, bisa setor atau transfer setelah pembukaan bank di BSI, ujarnya.
Situasi ini menunjukkan bahwa tipe nasabah BSI khususnya ritel masih didominasi oleh penerima gaji yang bersifat payroll based. Namun, jumlah orang yang menggunakan BSI untuk bernegosiasi masih sedikit.
“Bank ini masih memiliki basis nasabah yang kuat, terutama nasabah payroll. Padahal, jumlah nasabah payroll based sangat besar, di atas 2 juta,” ujarnya.
Anton mengatakan, BSI saat ini memiliki posisi yang kuat untuk menyediakan pembayaran menggunakan QRIS. Namun pembayaran menggunakan mesin EDC masih sedikit, artinya masih kurang dari 5.000 unit di Indonesia.
Namun BSI ingin meningkatkan jumlah penggunaan EDC. Hal ini untuk meningkatkan pelanggan berbasis transaksi, yaitu pelanggan berbasis transaksi.
“Total EDC kita masih kurang dari 5.000 di wilayah. Kita akan dorong lagi agar transaksi nasabah di BSI tutup. Dan pasar itu memang luar biasa kuatnya,” kata Anton.
Langkah peningkatan jumlah pelanggan berdasarkan transaksi dilakukan secara bertahap sesuai kapasitas perusahaan.
(negara bagian Arizona)