TRX NEWS – Tahun ini PT Pertamina (Persero) akan menggarap proyek bisnis yang fokus pada sektor energi hijau. Pengembangan proyek ramah lingkungan ini bertujuan untuk mendukung upaya transisi ke energi terbarukan.
Meski saat ini Pertamina menyumbang 68% produksi minyak nasional, namun perseroan terus mendukung transisi energi nasional ke energi terbarukan melalui jalur bisnisnya.
Beberapa bisnis dalam portofolio energi hijau yang dijalankan oleh Pertamina antara lain: pengelolaan perdagangan karbon, infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya, dan pengembangan proyek ramah lingkungan.
Implementasi proyek energi terbarukan tersebut berjalan beriringan dengan lini bisnis perseroan yang saat ini fokus pada sumber daya alam ekstraktif seperti minyak dan gas bumi.
Kelancaran pengembangan program hijau ini tidak lepas dari peningkatan efisiensi operasional Pertamina hingga tahun 2022 yang dicapai berkat terciptanya anak perusahaan pengamanan serta upaya optimalisasi dan efisiensi biaya yang berkelanjutan.
Inisiatif efisiensi ini sudah dilakukan Pertamina sejak tahun 2020, dengan total penghematan biaya yang tercatat sebesar US$1,3 miliar dalam dua tahun terakhir, dan US$600 juta setiap tahunnya.
“Peningkatan ini luar biasa karena didorong oleh efisiensi operasional yang semakin meningkat. “Setelah terbentuknya holding dan subkontrak, masing-masing subdivisi akan fokus pada operasionalnya,” kata Direktur Utama PT Pertamina Niki Vidyawati kepada TRX NEWS dalam wawancara.
Dengan berfokus pada operasi, sub-saham dapat diinvestasikan dengan lebih efisien, sehingga meningkatkan keuntungan individualnya. (NKC)