TRX NEWS – Adhouse Clarion Events akan menjadi tuan rumah Indonesia Property Expo edisi ke-24 pada November 2022. Acara yang dilaksanakan selama 9 hari pada tanggal 19 November hingga 27 November 2022 di JCC Senayan Jakarta ini dihadiri oleh Direktur Bank BTN Haru. Koesmahargyo, Direktur Jenderal PUPR Kementerian Perumahan Rakyat Iwan Suprijanto, Ketua DPD REI DKI Arvin F Iskandar, pimpinan beberapa perusahaan pembangunan dan pemangku kepentingan lainnya.
Haru Koesmahargyo mengatakan, penyelenggaraan pameran IPEX sebanyak 24 kali merupakan salah satu cara meningkatkan daya yang ada untuk mendukung masyarakat dalam menyediakan perumahan yang layak.
“Untuk menyelesaikan banyak hal terkait perumahan di Indonesia, kami memahami perlunya kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi pengembang, perbankan, dan regulator, salah satunya dengan ajang Indonesia Property Exhibition (IPEX),” ujarnya. dikatakan.
Menurut Haru, pada tahun ini IPEX 2022 menghadirkan 42 pengembang yang meliputi 32 pengembang proyek perumahan non pendukung, 10 pengembang perumahan dan 5 produk pendukung, dengan jumlah peserta sebanyak 325 orang pada acara tersebut.
“Ada beberapa proyek perumahan di luar kota seperti Bandung dan Surabaya. Begitu pula sesuai instruksi Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, lokasi strategis adalah yang terhubung langsung dengan moda transportasi (TOD), ujarnya.
Haru memperkirakan IPEX 2022 kali ini mendapat izin KPR sekitar 1,5 triliun, informasi KPR tidak senilai Rp 900 miliar, dengan pembiayaan Ariary 300 miliar bagi masyarakat yang mendapatkan KPR di ajang IPEX 2022, akan dimulai suku bunga yang sangat menarik. 2,47% pada tahun pertama. “Selain itu juga ada layanan gratis untuk penyediaan, administrasi dan evaluasi,” jelasnya.
Haru mengumumkan bahwa Indonesia ingin mencapai tujuan zero housing (100% perumahan) dan kepemilikan rumah sebesar 91% (kepemilikan rumah) pada tahun 2045.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, penting untuk menjalin kerja sama yang baik antara mitra atau pengembang dan perbankan untuk menurunkan rasio perumahan menjadi 12,7 juta.
Angka ini akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan akan perumahan yang mencapai satu juta setiap tahunnya. Namun pembangunan rumah hanya bisa diselesaikan sekitar 200.000-300.000 per tahun. (Lanjutan/SNP)