Kisah Sukses Pendiri Artotel, dari Busboy hingga Jadi Operator 100 Hotel Lebih

TRX NEWS – Menarik melihat kisah sukses pendiri Artotel. Artotel didirikan oleh saudara perempuan Christine Radjimin dan Erastus Radjimin. Keduanya berhasil memperluas Artotel menjadi 106 hotel dalam waktu singkat. 

Artotel merupakan gabungan dari kata “art” dan “hotel”, dua hal yang menjadi passion dari Radjimin bersaudara yang menginspirasi terciptanya brand hotel yang memadukan seni dengan hotel. 

Erastus dan Christine mendirikan Artotel di Surabaya pada tahun 2011 dengan menggunakan tanah keluarga yang tidak terdaftar. Informasi menarik lainnya adalah ayah Erastus dan Christine adalah R.J. Radjimin, pemilik hotel, J.W. Marriot Surabaya. 

Keduanya tumbuh dalam keluarga yang bekerja di industri perhotelan sejak kecil. Oleh karena itu, Erastus dan Christine sangat mengenal daerah ini dan sama-sama menyukai seni. 

“Awalnya saya tidak tertarik menjadi tuan rumah, namun kemudian saya berkesempatan berlatih di Hawaii selama tiga bulan. Siapa yang bisa menolak? “Saya akhirnya terlibat dan menjadi catering,” kata Erastus di channel YouTube Indonesia Property Channel. 

Setelah lulus universitas, Erastus langsung bekerja di industri perhotelan. Pekerjaan pertamanya adalah sebagai sopir bus, pekerja hotel yang membersihkan meja makan setelah sarapan di restoran hotel. 

Bisnis perhotelannya terus berkembang. Akhirnya Erastus dan Christine tertarik untuk membangun hotel mereka sendiri. Keduanya memanfaatkan tanah keluarga di Surabaya yang kebetulan letaknya strategis. 

Erastus dan Christine membangun hotel sebagai kontraktor atau mengelola sendiri hotel tersebut tanpa bekerja sama dengan kontraktor. Keterangan lebih lanjut: operator hotel adalah pihak yang mengelola hotel dari segi perhotelan, produk dan sifat dari hotel tersebut. 

Pada awal bisnis Artotel, Eratus dan Christine membangun dan mengelola tiga hotel. Satu di Surabaya, satu di Jakarta, dan satu lagi di Bali. 

“Satu hotel, satu GM. Saat itu, minat pelanggan sangat kuat, dan kami merupakan hotel butik gaya hidup pertama pada saat itu. “Orang-orang mulai bertanya, ‘Bisakah kami menggunakan merek Anda untuk bekerja?’, mereka menyukai desainnya,” kata Erastus. 

Artotel mendesain hotelnya dengan berbagai karya seni, khususnya seni kontemporer. Erastus dan Christine sudah lama ingin mempromosikan seniman lokal. Anggaran artis yang berpartisipasi biasanya 2 persen dari biaya proyek. Seniman membuat lukisan, grafiti, dan patung 3D. 

Lobi hotel telah menjadi ruang pameran. Namun ruang publik dan kamar hotel juga dirancang secara artistik dengan tema seni kontemporer. Bisa dipastikan hotel seperti ini banyak digemari anak muda. 

Hotel milik Artotel merupakan hotel bintang 3-4 dalam skala. Namun konsep setiap hotel yang dikelola Artotel adalah hotel butik. Dari semangat itulah Erastus mulai mengembangkan usahanya dengan menjadi operator hotel. 

Sepuluh tahun yang lalu, sistem pembiayaan modal ventura belum tersebar luas di Indonesia, Artotel melakukan ekspansi dengan pembiayaan ekuitas. Ekspansi ini terjadi secara perlahan, sesuai dengan ketersediaan modal perusahaan. 

“Jadi dari tahun 2011 hingga 2015 kami menjadi pembangun rumah, dan setelah tahun 2015 menjadi kontraktor,” lanjut Erastus. 

Bisnis Artotel mulai terguncang di masa pandemi COVID-19, sama seperti perusahaan perhotelan lainnya. Pembatasan fisik selama berbulan-bulan berarti keuangan perusahaan akan terus terpuruk. Saat itulah Artotel mulai mengumpulkan uang. 

Meskipun penggalangan dana ini diminta, epidemi terus berlanjut. Erastus mengaku ditolak investor asing karena investor asing kurang percaya terhadap prospek bisnis perhotelan dan pariwisata Indonesia. 

Tawaran penggalangan dana ini diterima dengan baik oleh investor lokal yang mengatakan pariwisata di Indonesia masih menjanjikan. Berkat penggalangan dana ini, Artotel berkembang menjadi operator hotel dalam waktu singkat. 

“Sebelum tahun 2019, Artotel memiliki 14 hotel, dan pada tahun 2023 akan memiliki 102 hotel. Jadi dalam satu setengah tahun. Kami hanya operator, properti bukan milik kami. “Kami punya dua hotel,” kata Erastus. 

Erastus menjelaskan mengapa pelaku bisnis perhotelan bekerja dengan kontraktor. Menurutnya, tidak semua pemilik properti mengetahui cara mengelola propertinya. Operator hotel dibutuhkan di kawasan ini. 

Selain itu, hotel dan resor memiliki lingkungan yang kompleks karena semua layanan terhubung dari depan hingga belakang. Menurut Erastus, hubungan ini bermula dari rumah tangga. 

“Pengelolaan rumah tidak tepat waktu, akhirnya pelanggan datang terlambat lalu komplain. “Salah desainnya, AC-nya berfungsi, pelayanan makanan dan minumannya bagus atau tidak, harganya cocok atau tidak, pemasarannya bagus atau tidak, semuanya menjadi satu siklus,” kata Erastus. 

Inilah kisah pendiri Artotel yang mengelola lebih dari 100 hotel. (Nadya Kurnia)

Related Posts

Kisah Sukses Penjual Soto: Manut Nasihat Ibu, Berjaya Wirausaha hingga Buka 127 Cabang

TRX NEWS – Ada cerita menarik dari kesuksesan penjual soto Semarang Slamet Ragil. Beliau merupakan pengusaha warung soto sukses yang membuka 127 cabang melalui sistem mitra.  Awalnya Slamet tidak mau…

5 TikToker yang Sukses di Indonesia, Ada yang Berhasil Dirikan Bisnis Kuliner

TRX NEWS-Ada banyak TikToker sukses di Indonesia. Ada di antara mereka yang sudah lama memantapkan diri sebagai selebriti internet, namun ada juga yang meraih kesuksesan setelah aktif di platform tersebut. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Meninggal Terjatuh dari Balkon Hotel, Simak Perjalanan Karier Liam Payne Eks Personel One Direction

Meninggal Terjatuh dari Balkon Hotel, Simak Perjalanan Karier Liam Payne Eks Personel One Direction

Kisah Sukses Penjual Soto: Manut Nasihat Ibu, Berjaya Wirausaha hingga Buka 127 Cabang

Kisah Sukses Penjual Soto: Manut Nasihat Ibu, Berjaya Wirausaha hingga Buka 127 Cabang

Dukung Lahirnya SDM Unggul, BRI Peduli Renovasi SD Negeri di Riau

Dukung Lahirnya SDM Unggul, BRI Peduli Renovasi SD Negeri di Riau

Apa itu YouTube Shopping Affiliate? Ini Kata Raditya Dika

Apa itu YouTube Shopping Affiliate? Ini Kata Raditya Dika

IDXCarbon Buka Pintu Perdagangan Karbon Internasional

IDXCarbon Buka Pintu Perdagangan Karbon Internasional