TRX NEWS – Saham PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK) menjadi perhatian pelaku pasar berkat kenaikan harga ratusan persen dalam sebulan terakhir setelah diakuisisi oleh direktur baru dan di tengah serangkaian aksi perseroan, dengan peningkatan modal.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Jumat (22/11/2024) sore, saham PACK menguat 9,35 persen ke Rp 152 per saham. . Pemantauan kendaraan.
Sebagai informasi, emiten yang saat ini bekerja di pabrik digital printing untuk kemasan fleksibel ini masuk dalam dewan pengawas khusus pada 20 November 2024 dengan 10 pemberitahuan.
Catatan 10 Artinya perdagangan efek dikenakan penghentian sementara lebih dari 1 hari bursa karena adanya aktivitas perdagangan.
Bursa menangguhkan saham PACK, termasuk lisensi (PACK-W) pada 5 November 2024 dan 7-19 November 2024, setelah dipercepat menyusul konsolidasi oleh direktur baru, PT Eco Energi Perkasa (EEP).
Padahal, saham PACK sudah masuk dalam pantauan karena harganya di bawah gocap atau Rp 50 per saham. Bagikan sebelum membeli.
Setelah kabar akuisisi EEP keluar, saham PACK terus melonjak hingga ARA 10 persen per 22 Oktober 2024, sebelum beberapa kali disuspensi.
Alhasil, sejak 22 Oktober, saham PACK naik 216 persen. Sedangkan sejak awal tahun 2024 (YtD), pasar ini meningkat 322 persen.
EPP mengambil 49 persen saham
Sebelumnya, PT Eco Energi Perkasa alias EEP resmi mengakuisisi 49 persen saham PACK setelah menyelesaikan pembelian 753,4 juta saham pada 22 Oktober 2024.
Penerimaan tersebut mencakup perjanjian pendaftaran dengan sejumlah pihak antara lain PT Star Magnum Capital, PT JJF Investama dan PT Benson Kapital Indonesia, sebagaimana tertuang dalam surat yang diterima Perseroan pada 23 Oktober 2024.
Pengumuman negosiasi pembelian tersebut dimuat di Harian Bisnis Indonesia pada 23 Oktober 2024, sedangkan transaksi resminya diumumkan sehari kemudian oleh media yang sama.
Dengan akuisisi ini, EEP menjadi pemegang kendali baru atas PACK sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) no. 9/2018 tentang Pengambilalihan Badan Usaha Milik Negara.
Kalaupun terjadi pergantian pengurus, PACK memastikan hal tersebut tidak berdampak signifikan terhadap operasional, hukum, posisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan.
Sebagai bagian dari kewajibannya, EEP berencana melakukan penawaran obligasi wajib atas sisa saham PACK yang beredar di masyarakat, sesuai dengan peraturan POJK no. 9/2018. Langkah ini juga memastikan kepatuhan terhadap aturan pasar modal.
Properti ini mengudara karena terjadi perpindahan kepemilikan yang cukup besar, yakni hampir separuh dari total saham PACK.
Secara rinci, langkah EEP terkait dengan rencana EEP memperluas kegiatan bisnisnya di Indonesia melalui PACK.
Perluasan ini akan melibatkan PACK untuk mengembangkan, berinvestasi dan/atau mengakuisisi usaha-usaha di bidang perdagangan besar dan/atau pengangkutan, pengolahan logam dan bijih besi dan lain-lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bersamaan dengan itu, terjadi perubahan Penerima Manfaat Akhir (UBO) akibat adanya perubahan kepengurusan sehubungan dengan penjualan saham Distributor kepada EEP.
Berdasarkan pengumuman akuisisi PACK oleh EEP yang dipublikasikan pada 24 Oktober 2024, penerima manfaat akhir EEP adalah Deng Weiming.
Menurut Forbes.com, Deng Weiming mengepalai perusahaan asal China, CNGR Advanced Materials, yang membuat komponen untuk baterai litium, beberapa di antaranya digunakan pada mobil.
Kliennya termasuk pembuat baterai modern Amperex Technology, LG Chem yang berbasis di Korea, dan Tesla yang berbasis di AS.
Berencana mengubah lini bisnis dan menambah modal
Kini di bawah kepengurusan baru, PACK berencana memperluas wilayah usahanya sesuai dengan perubahan kegiatan usaha yang akan disetujui dalam rapat umum (RUPSLB) pada 30 Desember 2024.
Perubahan ini bertujuan untuk menyelaraskan bisnis perseroan dengan aktivitas bisnis PT Eco Energi Perkasa (EEP) sebagai pemimpin khususnya pada bisnis grosir dan sektor transportasi besi dan baja.
Untuk mendukung ekspansi tersebut, PACK juga akan melakukan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan.
Perseroan berencana menambah modal melalui penerbitan saham baru (PMHMETD) atau right issue sebanyak-banyaknya 100 miliar saham dengan harga saham Rp 10 per saham. saham.
Rencana ini memerlukan perubahan § 4 anggaran dasar untuk menambah modal dasar menjadi Rp 3 triliun.
Nantinya, keuntungan PMHMETD akan digunakan untuk melunasi pinjaman, belanja modal, investasi, dan modal kerja, baik bagi perseroan maupun anak perusahaannya.
“Rencana pelaksanaan PMHMETD I terlebih dahulu harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang akan dilaksanakan pada 30 Desember 2024,” kata pemerintah.
Perseroan berjanji informasi lebih lanjut mengenai PMHMETD akan dimuat dalam prospektus yang diterbitkan setelah mendapat persetujuan pemegang saham dan sah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (Aldo Fernando)
DISCLAIMER: Keputusan membeli/menjual saham sepenuhnya ada di tangan investor.