TRX NEWS – PT Pertamina (Persero) menghimbau pelaku usaha kecil dan menengah (UMK) untuk menerapkan praktik Go Green dalam operasional bisnisnya. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan mereka bersaing di pasar dan berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan.
Salah satu upaya kami untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memperkenalkan kurikulum Go Green di Pertamina UMK Academy 2024.
Selain mendapatkan ilmu tentang Go Green, peserta Akademi UMK bertugas untuk mempraktikkan langsung prinsip Go Green, baik dalam proses produksi, pemasaran, serta pengelolaan limbah dan optimalisasi produksi.
Tugas yang ditetapkan ini dapat merangsang munculnya ide-ide baru dari peserta dan memberi nilai tambah pada sampah yang biasanya dibuang. Salah satu peserta Pertamina UMK Academy 2024 asal Palembang, Sumatera Selatan adalah Prasetiyo Fajar, pemilik proyek Jama Jama yang aktif di bisnis fashion.
Berawal dari materi Go Green Pertamina, UMK Academy Prasetyo merintis program pemanfaatan limbah tekstil dari proyek Jama Jama mulai Oktober 2024. Proyek Jama Jama merupakan kerjasama dengan Yayasan Satu Amar Indonesia yang sedang mengembangkan program bernama Tangan Ibu. Berdayakan ibu-ibu di pinggiran kota palembang.
Salah satu wujudnya adalah produksi karpet dari kain bekas, dengan Jama Jama sebagai pemasok kainnya.
“Selama bulan Oktober, kami mengirimkan sampah kain sebanyak dua kali lipat dengan total sekitar tujuh kantong,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (13 November 2024).
Tak hanya itu, hasil produksi tikar tersebut dibeli oleh proyek Jama Jama dan dijual ke konsumen. “Ini sangat membantu para ibu dari segi finansial. Mereka bisa bekerja dan mendapat permadani saat menunggu bayinya masuk PAUD. Waktu luang untuk mencari uang,” ujarnya.
Inovasi serupa juga ditunjukkan oleh peserta Pertamina UMK Academy 2024 lainnya. Misalnya, Memucao, produsen coklat di Temangun, Uniaga, berinisiatif meluncurkan produk sabun tangan cair berbahan dasar biji kakao bekas.
Nabila Art Gallery, produsen lampu hias beraroma Sidoarjo, mengolah limbah PVC untuk memperkenalkan produk pemurni udara yang inovatif. Sementara itu, Rumah Tamadun Rokan Hilir mengolah minyak jelantah menjadi produk ekonomis seperti lilin, parfum, sabun mandi, dan minyak wangi.
Peserta lainnya, Kopi Kelana Lombok Timur, memilih menggunakan ampas kopi hasil pengomposan. Kopi Kalimantan kemudian mengelola limbah tersebut dan mengembangkan produk baru: teh gaharu dan wedan gaharu.
Hal serupa juga dilakukan Ronald Moreno, peserta Pertamina UMK Academy 2024, yang mengembangkan produk baru seperti suku cadang, produk tambal sulam, dan kelebihan plastik.
“Dalam jangka panjang, dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan menerapkan proses produksi yang lebih bersih, kami dapat berkontribusi terhadap kualitas lingkungan dan pada akhirnya memberi manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan,” kata Ronald Moreno, pemilik merek fesyen tersebut.
Peserta tidak hanya mengolah sampah menjadi produk baru, namun juga mengolah kemasannya menjadi bahan baku ramah lingkungan. Salah satunya Belka Kurau Indonesia yang memproduksi kemasan khusus yang menggunakan keranjang kecil untuk membungkus makanan sebagai pengganti kertas roti.
Fajal Joko Santoso, Vice President Corporate Communications Pertamina, mengatakan sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina tidak hanya fokus pada bisnis energi, tetapi juga berperan aktif dalam penguatan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia . Sebab, Pertamina juga mengimbau seluruh pemangku kepentingan, termasuk UMKM, untuk sadar lingkungan.
Dunia, termasuk Indonesia, menghadapi sejumlah tantangan lingkungan, mulai dari perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, polusi udara dan air, hingga sampah dan sampah seperti plastik, sisa pakaian dan makanan, katanya.
Akademi UMK Pertamina yang diselenggarakan oleh Pertamina ini bertujuan untuk mendorong para UMK agar lebih inovatif dan berinovasi dalam bidang produksi dan pemasaran, sehingga mampu berkembang lebih cepat hingga mencapai tingkatan kelas bahkan sampai ke tingkat internasional.
Dengan label “Menuju UMK Re-Energi dan Maju Tahun 2024”, program ini mencakup tiga program inti yaitu Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global yang mengintegrasikan kebijakan Go Green dalam setiap program. Pengembangan kurikulum.
“Kurikulum Go Green mulai diperkenalkan di Akademi UMK Pertamina, dan UMK semakin sadar akan pentingnya penerapan green karena dapat meningkatkan image perusahaan dan mengoptimalkan pasarnya,” ujarnya pasar. ”
Sebagai perusahaan terdepan di bidang konversi energi, Pertamina berkomitmen mendukung tujuan nol emisi pada tahun 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seluruh inisiatif tersebut sejalan dengan penerapan praktik Environmental, Social and Governance (ESG) yang dilakukan Pertamina di seluruh bidang bisnis dan operasi.
(Dela, Arizona)