TRX NEWS— Kisah sukses penjual aksesoris berbahan dasar batik dan bermotif. Prabha Kencana merupakan brand aksesoris batik yang didirikan oleh Anamaria Hening. Berkat desainnya yang unik, Ning mencatatkan keuntungan hingga Rp 150 juta.
Laporan UMKM Indonesia (26/12), perajin yang akrab disapa Mbak Ning ini terinspirasi dari dekorasi Natal yang indah.
Dari situlah Ning terinspirasi untuk membuat aksesoris sendiri. Awalnya hanya coba-coba, entah hasilnya bisa membantu keluarga. Akhirnya Ning memulai produksi dengan modal awal yang sangat kecil, artinya hanya Rp 100.000.
Dia membuat berbagai macam aksesoris. Mulai dari gantungan kunci, kalung dan masih banyak lagi. Ning juga mulai aktif mengikuti kegiatan komunitas UMKM dan mengikuti pelatihan dari pemerintah. Kritik dan saran yang diterimanya dijadikan bahan analisis untuk melangkah ke depan.
Setelah melalui proses pembenahan yang panjang, Ning berani mulai mengikuti pameran, bahkan di Jakarta Fair – yang merupakan pameran besar – sebagai perwakilan UMKM asal Jawa Timur.
Aksesorisnya banyak yang menggunakan kain batik sebagai aksen dekoratifnya, sehingga aksesoris Prabha Kencana terlihat anggun, eksotik dan mahal saat dikenakan. Berbeda dengan aksesoris lain pada umumnya.
Bahkan, banyak petugas yang memakai barang buatan tangan. Pasalnya, kalung buatannya sangat cocok untuk dikenakan di acara formal.
Ning juga mulai menggunakan media sosial untuk memasarkan produk dan menjangkau calon pelanggan. Yang pasti, pemasaran media sosialnya sukses, ia mendapat pembeli dari Perancis dengan jumlah pertanyaan yang banyak.
Batik yang ia gunakan sebagai bahan dasar aksesoris rupanya berhasil menarik minat pelanggan dari negara lain. Seperti diketahui, pembeli luar negeri tertarik dengan barang yang sarat dengan budaya lokal.
Penjualan aksesoris tumbuh pesat. Ning pernah memiliki omzet hingga Rp 150 juta. Kini penjualan produknya telah menyebar ke berbagai kota besar di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bandung, hingga Kalimantan Selatan.
Rahasia di balik keunikan aksesoris Prabha Kencana adalah desain dan motifnya berbeda-beda pada setiap produk, sehingga jarang sekali suatu merek memiliki beberapa produk yang sama.
Ini juga menjadi spesialisasi bagi perajin yang tidak memproduksi dagangannya secara massal. Jadi suatu barang bisa saja mempunyai nilai yang lebih tinggi karena tidak ada produk lain yang dapat menandinginya.
Selama pandemi baru-baru ini, produksi aksesoris terhenti. Delapan karyawan terpaksa dipulangkan. Ning pun bergerak mengikuti kebutuhan pasar dengan memproduksi masker. Hasilnya cukup memuaskan dan mungkin bisa mendorongnya untuk mempekerjakan lebih banyak karyawan dan mempertahankan bisnisnya.
Ning juga mulai mendapat tawaran untuk mengisi seminar UMKM seiring melambatnya produksi selama pandemi.
Begitulah kisah sukses seorang penjual aksesori yang berhasil menggaet pelanggan asal Perancis.
(Nadya Kurnia)