TRX NEWS – Manajemen penerbit logistik maritim PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) menjelaskan masuknya saham perseroan ke dewan pemantau khusus karena ekuitas negatif.
Pernyataan tersebut disampaikan pada acara keterbukaan informasi publik (pubex) yang digelar pada Jumat (13/12/2024).
Direktur KARW Heru Adiwaskito mengatakan manajemen menyadari tantangan ekuitas negatif yang dihadapi perseroan dan berkomitmen untuk memperbaikinya melalui langkah-langkah strategis yang terukur.
“Saat ini kami sudah menetapkan target tahun 2025. Perusahaan fokus meningkatkan kinerja secara mandiri dan mandiri,” kata Heru menjawab pertanyaan TRX NEWS.com di Pubex yang digelar di Intiland Tower, Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
Heru melanjutkan, “Seiring dengan meningkatnya profitabilitas, ruang gerak kami terbatas sehingga kami harus meninjau keputusan mengenai strategi ekuitas dengan lebih sering dan hati-hati.”
Heru mengatakan, prioritas perseroan adalah meningkatkan kinerja keuangan berdasarkan saldo kas sehingga perseroan dapat meningkatkan efisiensi operasionalnya.
Dari sisi strategi pasar modal atau ekuitas lainnya, Heru mengatakan, hingga Pubex diterapkan, manajemen KARW belum mengambil keputusan atau mendengarkan arahan pemegang saham.
Namun, jika kami menerima [arahan tersebut], kami akan memberikan informasi lebih lanjut. Kami sangat menyadari situasi ini dan bermaksud untuk memperbaikinya, katanya.
Sekretaris Perusahaan KARW, Ike Andreani menambahkan, manajemen kini memprioritaskan peningkatan kinerja internal dan mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi posisi ekuitas dan saham negatif di Dewan Pemantau Khusus.
Ike mengatakan, jika ke depan ada tindakan institusional, misalnya menerbitkan saham baru melalui right issue untuk menambah ekuitas, pihaknya akan melepasnya ke publik.
“Sampai saat ini kami masih mendalami apa yang harus dilakukan di tahun 2025, antara lain terkait saham KARW [yang masuk dalam dewan pemantauan khusus],” kata Ike.
Sebagai informasi, saat ini KARW masuk dalam Badan Pemantau Khusus dan berdasarkan Notasi 5 tunduk pada Full Call Auction Scheme (FCA).
Notasi 5 berarti perusahaan mempunyai ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhirnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2024, KARW mengalami kekurangan modal sebesar US$32,29 juta atau setara Rp 489 miliar.
Agar saham KARW bisa keluar dari FCA dengan notasi 5, perseroan harus mengubah ekuitas negatif menjadi positif pada laporan keuangan mendatang.
Sebagaimana diketahui, Badan Pemantau Khusus sendiri menerapkan Sistem Lelang Telepon (FCA) yang terdiri dari 5 sesi (4 sesi kecuali hari Jumat), sehingga mengurangi transparansi transaksi dan likuiditas usaha.
Saham naik di tengah rumor
Saham KARW melonjak dari level kapitalisasi tinggi, naik 11,000 persen pada tahun 2024, menyusul akuisisi raksasa pelayaran Indonesia Meratus.
Kini, di harga Rp 4.640 per saham pada 13 Desember 2024, saham KARW naik 9.180 persen year-to-date (YtD), menduduki peringkat pertama top gainer tahun 2024.
Sekadar mengingatkan, per 1 Februari 2024, pemegang saham pengendali KARW adalah PT Saranakelola Investa (SKI) milik Grup Meratus.
Saranakelola menjadi pengendali KRW setelah mengambil 80,19 persen saham ICTSI Far East Pvt Ltd. Ltd
Pasca akuisisi, PT ICTSI Jasa Prima Tbk berganti nama menjadi PT Meratus Jasa Prima Tbk.
Seiring berjalannya waktu, akuisisi KARW oleh unit bisnis Meratus Group memunculkan cerita backdoor listing dan masuknya pemain besar di Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi Ports Group (AD Ports), yang menimbulkan kegairahan pasar. . , mengirim harga saham melambung tinggi.
AD Port sebelumnya menyebutkan akan bersama-sama mengelola Pelabuhan Patimban dengan Meratus Group, Jawa Barat. Namun, pihak manajemen baru-baru ini membantah rumor tersebut.
“Tidak. Kami tidak masuk ke Patimban,” kata Heru santai.
Heru juga menolak bekerja sama dengan AD Pelabuhan dan Meratus Jasa Prima.
“Saya tidak bisa berkomentar di level Meratus. Tapi di Meratus Jasa Prima, tidak ada pembahasan. Saya punya keterbatasan di level grup [Meratus],” ujarnya.
Seperti diketahui, backdoor listing alias pencatatan tidak langsung adalah proses memasuki pasar modal melalui akuisisi atau merger perusahaan publik yang terdaftar di bursa, bukan melalui penawaran umum perdana (IPO). .
Paparan publik mendadak ini dilakukan setelah manajemen KARW mengumumkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 November 2024 tentang Abnormal Market Activity (UMA), serta pengumuman bursa pada 22 November 2024. Penghentian sementara perdagangan saham perseroan. (Aldo Fernando)