TRX NEWS – Pak Afif adalah seorang PKL yang sukses. Dia menjual ratusan jagung bakar sehari dan bisa menghasilkan jutaan rupee sehari. Pak Afif mulai berbelanja pada pukul 04.00 sore dan pulang menjelang subuh.
Pak Afif sudah 22 tahun berjualan jagung, namun sebelum berjualan jagung bakar, Afif bekerja di industri konstruksi. Karena itu, banyak warga desanya yang tidak percaya Afif berubah pikiran dari menjadi penjual jagung bakar.
Jagung bakar Afif laris manis. Bahkan sebelum ia sampai di pasar dan menghentikan gerobaknya di pinggir jalan, sudah banyak massa yang melakukan arak-arakan untuk menghindari kekurangan uang di tempat ia selalu berjualan.
“Saya memiliki kemampuan untuk bekerja. Saya bisa bekerja dengan listrik, saya juga bisa bekerja sebagai tukang las. Saat saya mulai berjualan jagung, istri saya tidak percaya karena sudah terbiasa melihat saya bekerja seperti biasa. Pak Afif Krisbo Makanmakan berkata di channel YouTube-nya, “Gajinya besar, tapi saya merasa damai.”
Pak Afif, kini berusia 60-an tahun, membuka toko di Parung Jaya, Tangerang. Saking populernya Jagung Bakar Pak Afif, banyak pelanggan yang membeli jagung hingga 30 potong.
Sebelum media sosial dan barang-barangnya viral, setiap kali ia membuka toko, anak-anak kampus akan berkumpul dan menunggu barang-barangnya. Jagung goreng yang digunakannya merupakan jagung goreng asal Bandung yang kuahnya nikmat.
Nilai tambah dari jagung bakar Pak Afif adalah rasanya. Ini menjual rasa lezat dalam jumlah sedang, serta perasa yang meningkatkan rasa pedas pada makanan secara maksimal.
Namun, tingkat kemarahan seperti ini terkadang membuatnya kecewa. Ketika toko tersebut menjadi viral, lebih banyak orang datang dan Jumawa membeli produk kelas atas. Padahal Pak Afif sering menyarankan untuk mencoba bagian bawah.
“Saya tidak tegas. Kadang terjadi pada orang yang belum pernah makan, lalu beli level 2-3 karena bikin pahit, jangan makan jagung. Ada yang naik ke level 5. Lalu dimakan” , tambah Pak Afif.
Sebagai pedagang kelontong, Pak Afif marah melihat jagung gorengnya dibuang karena FOMO. Untuk itu Pak Afif meminta pelanggan baru tidak terlalu banyak mencari agar makanannya tidak terbuang percuma.
Pak Afif mulai membeli jagung setiap hari pada pukul 12.00. Memetik jagung bisa memakan waktu berjam-jam. Setelah selesai, dia mengemas jagung tersebut dan memasukkannya ke dalam kantong plastik besar dan mulai membawanya ke gudang.
Saya membuat bumbu sendiri. Ia menawarkan tiga jenis bumbu yaitu asin, pedas dan panas. Bagi orang normal, setengah tingkat (½ kuas) sudah sangat pedas.
Sedangkan jenis rasa yang ditawarkan adalah: asin, manis asin, manis asin dan pedas, 1-5 tingkat pedas. Ia menjual jagung goreng seharga Rp 14.000 dan sepotong jagung goreng seharga Rp 15.000. Dalam sehari, Pak Afif mampu menjual jagung dalam kantong plastik.
Dapat membawa kembalian harian sebesar Rp 4,2 juta. Pak Afif berjualan setiap hari dan bila tingkat penjualannya sama, maka dalam sebulan Pak Afif mengantongi Rp 126 juta.
Inilah kisah seorang pedagang kaki lima yang sudah 22 tahun berjualan jagung bakar.
(Nadia Kurnia)