Kisah Sukses Mantan Satpam Jadi Dosen IPB, Pagi Kuliah Malam Jaga Kampus

TRX NEWS- Kisah sukses mantan satpam yang berhasil menjadi dosen IPB bisa menjadi inspirasi banyak orang. Hudi Santoso merupakan mantan satpam yang kini menyandang gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor. 

Dilansir dari situs resmi IPB (13/11), Hudi mulai bekerja sebagai asisten dosen dan setelah lulus sarjana ia diangkat menjadi dosen di Program Studi Komunikasi Sekolah Vokasi IPB. Ia melanjutkan pendidikan jenjang magister dan doktoral di universitas yang sama. 

Sebelum terjun ke dunia pendidikan, Hudi juga bekerja di universitas yang sama sebagai satpam pada akhir tahun 1990-an. Melihat para mahasiswa berjalan-jalan di sekitar kampus menginspirasinya untuk melanjutkan pendidikan. 

Perjalanan pendidikannya juga dirayakan oleh saluran YouTube HelloBoss. Dalam wawancara singkatnya ini, Hoody bercerita tentang awal mula keputusannya untuk kuliah di universitas. 

Hudi berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Ia dilahirkan dalam keluarga petani dan merupakan anak terakhir dari 12 bersaudara. Sejak kecil orang tuanya telah mengajarkan kepada anaknya untuk tidak bergantung dan bergantung pada harta orang tuanya. 

Maka sejak kecil, Hudi dibiasakan setiap pagi pergi ke sawah untuk membantu orang tuanya. Saat duduk di bangku SMP, Hudi sangat ingin menjadi tentara karena didorong oleh kakak laki-lakinya yang berhasil bergabung dengan polisi. 

Sayangnya, Hudi tidak lolos saat masuk sekolah taruna. Saat duduk di bangku SMA, ia mencoba masuk fakultas kedokteran Universitas Erlanga dan Universitas Brawijaya, namun gagal lagi. 

“Saya pertama kali ke Bogor pada tahun 1988 bersama kakak laki-laki saya yang berprofesi sebagai polisi. “Waktu itu teman kakak saya menawari saya jadi satpam, jadi kalau mau keluar rumah, yang penting punya pekerjaan,” kata Hudi. 

Meski pekerjaan itu jauh dari cita-citanya menjadi tentara, namun Hudi tak menemui kendala dan mudah menerima nasibnya. Ibunya juga mendukungnya. Pada tahun 1998, Hudi akhirnya mulai bekerja sebagai satpam. 

Setahun kemudian, Hudy terinspirasi untuk kuliah karena melihat mahasiswa hilir mudik. Hudi yang ingin keluar dari zona nyamannya mencoba masuk ke akademi keperawatan swasta di Nganjuk.

“Saya pikir akan mudah untuk memanggil domain pribadi, tapi sepertinya saya tidak masuk.” “Ibu saya juga kecewa, sekolah favorit saya di Nganjuk tapi saya tidak diterima di lembaga pendidikan swasta,” lanjut Hudi. 

Akhirnya dia kembali ke Bogor. Sesampainya di kampus, ia mengetahui IPB masih membuka pendaftaran D3 bagi mahasiswa yang telah lulus dalam tiga tahun terakhir. Akhirnya Hudi mencoba mendaftar ke IPB. 

Hudi mengirimkan rapor ke IPB untuk masuk Fakultas Peternakan. Kali ini Hudi berhasil diterima kuliah di IPB. Saat itu, teman-teman SMA-nya sudah mulai mengerjakan skripsi mereka. 

“Saya minta ijin ke satpam dan akhirnya dapat santunan. Kuliah pagi, kerja sore. Nggak mudah, susah membagi waktu di awal. Praktikumnya susah sekali, tapi alhamdulillah bisa.” selesai,” lanjutnya 

Hudi akhirnya mulai bekerja sebagai mahasiswa paruh waktu, bekerja sebagai satpam di malam hari sepulang kuliah. Di kelas tiga, ia akhirnya memutuskan berhenti menjadi satpam untuk fokus pada pendidikannya. 

Ia juga membeli sepeda motor yang terkadang ia sewakan kepada tukang ojek. Dari sana, Hudi mendapat penghasilan meski tak lagi bekerja sebagai satpam. 

Pada tahun 2003, beliau melanjutkan pendidikan ekstensi bidang komunikasi di UNS. Ia ditawari untuk menjadi mantan dosen IPB, meski gajinya tidak tetap. Ia juga pernah bekerja sebagai jurnalis di Radar Bogor sambil bekerja sebagai supervisor. 

“Setelah tahun 2007 di Radar, saya biarkan pimpinan Java Posse memilih pekerjaan. 

Sejak menempuh pendidikan diploma pertamanya, Hudi mendapat banyak dorongan dan semangat dari ketua program studi dan orang tuanya. Hudi akhirnya melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktoral di IPB. 

Hudi kini menjabat Ketua Program Kajian Komunikasi dan Media Digital di Sekolah Vokasi IPB. Ia memperoleh gelar Doktor Program Komunikasi Pertanian dan Pembangunan Perdesaan IPB dengan tesis berjudul ‘Model Komunikasi Digital Desa Wisata untuk Mengembangkan Kapasitas Pelaku Pariwisata di Kabupaten Bogor’. 

Kisah sukses seorang mantan satpam yang menjadi dosen di IPB. 

(Nadia Kurnia)

Related Posts

Cerita Richard Theodore, Pemilik Restoran yang Sukses Datangkan Ribuan Pengunjung Sehari

TRX NEWS-Richard Theodore adalah pemilik restoran sukses. Di usianya yang masih belia, ia sukses memulai bisnis katering yang dikunjungi ribuan pengunjung setiap harinya.  Nama Richard Theodore pasti tidak asing lagi…

Pedagang Kaki Lima yang Sukses Jualan Jagung Bakar Viral, Omzet Jutaan Sehari

TRX NEWS – Pak Afif adalah seorang PKL yang sukses. Dia menjual ratusan jagung bakar sehari dan bisa menghasilkan jutaan rupee sehari. Pak Afif mulai berbelanja pada pukul 04.00 sore…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Kisah Sukses Mantan Satpam Jadi Dosen IPB, Pagi Kuliah Malam Jaga Kampus

Kisah Sukses Mantan Satpam Jadi Dosen IPB, Pagi Kuliah Malam Jaga Kampus

Prabowo Akan Lanjutkan Pembangunan IKN Kaltim

Prabowo Akan Lanjutkan Pembangunan IKN Kaltim

Rumah Mewah Michael Jordan di Chicago Terjual Rp151 Miliar

Rumah Mewah Michael Jordan di Chicago Terjual Rp151 Miliar

Naik Tak Wajar, Saham CLAY Dipantau Ketat Bursa

Naik Tak Wajar, Saham CLAY Dipantau Ketat Bursa

Gandeng Alto Network, Begini Rencana Jangka Panjang MNC Teknologi Nusantara

Gandeng Alto Network, Begini Rencana Jangka Panjang MNC Teknologi Nusantara

Resmi Digandeng HPN, Lini Imaji (FUTR) Target Tingkatkan Kapasitas 100 MW Energi Terbarukan

Resmi Digandeng HPN, Lini Imaji (FUTR) Target Tingkatkan Kapasitas 100 MW Energi Terbarukan