TRX NEWS – Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi salah satu komponen dengan bobot tertinggi dalam MSCI Indonesia ESG Universal Index hingga 31 Oktober 2024. Selain bobotnya yang tinggi, saham BBNI juga memiliki ESG di peringkat teratas. 5. Akun.
Dalam siaran persnya, Senin (18/11/2024), indeks MSCI merupakan salah satu produk yang dipasarkan oleh raksasa keuangan global, termasuk Morgan Stanley Capital International. Salah satu produk tematiknya adalah indeks ESG yang mencakup saham-saham perusahaan dengan pengelolaan ESG yang baik.
Berdasarkan fact sheet MSCI Indonesia ESG Universal Index per akhir Oktober 2024, saham BBNI termasuk dalam 10 besar saham dengan bobot indeks terbesar. Bobot BBNI setara dengan 4,1% dari total 20 anggotanya.
Sebab, saham BBNI menduduki peringkat ke-7 dari segi bobot. Di sisi lain, skor ESG BBNI juga berada di posisi 5 besar jika dibandingkan komponen lain yang memiliki bobot signifikan.
Berdasarkan data Sustainalytics, platform global yang mengevaluasi penerapan ESG di 15.080 perusahaan global, skor BBNI adalah 23,2. BBNI berada di peringkat 6.405, yang menunjukkan kehadirannya di antara 50% perusahaan pengelola ESG teratas secara global.
BBNI mampu mengintegrasikan aspek ESG baik dari sisi komersial maupun operasional suatu perusahaan. Berbagai inisiatif yang dilakukan BBNI untuk mendukung lingkungan hidup yang berkelanjutan antara lain dengan penerbitan green bond, penerapan Pinjaman Berkelanjutan (SLL) dalam perspektif korporasi, inisiatif Affinity Cards BNI WWF untuk membantu konservasi dan kartu BNI Amex Vibe yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. generasi muda dan menggunakan bahan baku daur ulang.
Sementara di sisi operasional, BBNI juga menerapkan budaya green office. Inisiatif ini mencakup sertifikasi bangunan ramah lingkungan, sistem pengelolaan air limbah di dua lokasi utama, pemasangan panel surya di Plaza BNI, dan penerapan sistem kantor tanpa kertas (E-Office).
Analis Lotus Andalan Securitas Sharlita Malik menjelaskan dengan penguatan ESG, saham berpeluang menarik perhatian investor, terutama dengan kecenderungan meningkatkan kesadaran investor terhadap aspek lingkungan dan sosial.
Menurut Sharlita, peningkatan kesadaran ini juga ditemukan di banyak dana ESG. Pada tahun 2024, akan ada 62 reksa dana ESG di Indonesia. Selain itu, terdapat 5 indeks ESG yang mencatatkan 73 emiten di pasar modal. Tahun ini juga terdapat 4 penerbitan Surat Utang (EBUS) dengan total 4,82 ton.
Keberhasilan BBNI memperkuat ESG berpotensi menarik minat investor, terutama karena saham BBNI dikenal sebagai saham blue-chip dan memiliki eksposur terhadap benchmark global. “Dengan mengaitkan aspek lingkungan dan ekonomi serta memiliki metrik keberhasilan yang jelas tentu akan lebih menarik bagi investor,” ujarnya.
(Kunthi Fahmar Sandy)