TRX NEWS—Perjalanan hidup Angga Fauzan adalah contoh kisah inspiratif seorang miskin yang menjadi besar. Angga Fauzan adalah rekan LPDP yang meluncurkan aplikasi edukasi MySkill.
Angga Fauzan berasal dari keluarga miskin. Dia hampir putus sekolah karena keterbatasan keuangan orangtuanya. Angga dan keluarganya pernah tinggal di gubuk kambing milik kakeknya, yang diubahnya menggunakan bahan bangunan seadanya.
Kisah inspiratif Angga Fausan dalam meniti karir di dunia pendidikan telah diunggah di akun resmi Menteri Keuangan Shri Mulyani.
“Keluarganya tinggal di Sirakas, Jakarta Timur, dan ayah saya berjualan ayam goreng dari gerobak. “Setelah kawasan itu dibongkar jadi taman, akhirnya kami pindah dari sana ke Boyolali, kampung halaman ayah saya,” kata Angga seperti dikutip di akun Instagram Sri Mulyani (3/9).
Saat ia lulus SMA, orang tua Angga sangat berharap ia bisa langsung bekerja. Meski begitu, ayahnya membawanya ke kelas komputer setelah dia lulus SMA. Namun tanpa sepengetahuan orang tuanya, Angga malah bersekolah di SMA.
Saat sudah masuk sekolah, Angga bercerita kepada orangtuanya. Dia sudah diterima di sekolah tersebut, jadi orang tuanya tidak bisa menolak. Sang ayah meminjam kiri kanan dan berusaha memenuhi setoran awal sebesar Rp 1,7 juta.
Berbakat di bidang seni, Angga berharap bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di bidang Desain Komunikasi Visual (DKV). Sekali lagi, dia dibatasi oleh biaya. Namun Angga tidak putus asa, ia rajin mencari informasi.
Berbekal buku bekas, ia mempelajari soal-soal ujian masuk perguruan tinggi. Usahanya berhasil dan Angga diterima di Institut Teknologi Bandung melalui Bidikmisi. Angga tidak pernah mendapat uang saku bulanan karena adanya pembatasan yang dilakukan orang tuanya selama menempuh studi.
Angga mencari nafkah dari beasiswa dan pekerjaan lepas sebagai guru privat. Selain aktif berorganisasi di kampus, Angga bersama rekan-rekannya di Boyolali juga aktif membuat program-program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Komunitas yang bernama Boyolali Bermobil ini telah mampu mengembangkan potensi pemuda Boyolali bahkan telah mengembangkan 11 kecamatan di Boyolali dengan program beasiswa dan saudara asuh bagi siswa SMA/SMK yang membutuhkan bantuan perguruan tinggi.
Angga melanjutkan studinya pada program beasiswa LPDP pemerintah. Selama tiga bulan ia berusaha mencapai tujuan TOEFL dan usahanya belum berhasil hingga tahun 2017.
Pada tahun itu, Angga akhirnya meraih beasiswa LPDP dan melanjutkan studi di Universitas Edinburgh untuk program master di bidang sains, desain, dan media digital. Angga lulus tepat waktu pada tahun 2019 dan segera kembali ke Indonesia.
Setelah lulus, Angga dan kawan-kawan mendirikan startup pendidikan bernama MySkill yang membantu generasi muda mempersiapkan karir dengan menawarkan program pembelajaran di bidang data dan digital.
Angga Fauzan adalah contoh anak dari keluarga miskin yang akhirnya meraih kesuksesan dan berkontribusi positif bagi masyarakat luas. Ini adalah kisah inspiratif tentang orang-orang miskin yang mencapai kesuksesan dan menarik untuk disimak.
(Nadya Kurnia)