Jangan Berikan Kode OTP! Kenali 5 Modus Penipuan E-Commerce yang Dapat Merugikan Anda

TRX NEWS – Penipuan e-commerce jenis ini masih sering terjadi. Faktanya, sebagian orang belum mengetahui fitur dan metode penipuan ini. Transaksi belanja online masih rentan terhadap berbagai jenis penipuan. Seiring berjalannya waktu, cara-cara yang digunakan para penipu semakin canggih, sehingga kita tidak sadar bahwa kita sudah terjerumus ke dalam perangkap mereka.

Pasalnya, calon konsumen terpikat oleh iklan berukuran besar atau iming-iming harga. Jadi, tanpa paksaan, mereka siap membayar sejumlah tertentu untuk menghilangkannya. Oleh karena itu, menurut Xendit, penyedia layanan gateway pembayaran di Indonesia, calon pelanggan harus memantau secara detail seberapa aman transaksi dengan perusahaan online.

Mengutip berbagai sumber, Minggu (15/8/2021), kenali beberapa metode penipuan yang masih sering terjadi hingga saat ini:

1. Permintaan Kode OTP Kode OTP adalah kode otentikasi 4 hingga 6 digit yang dikirimkan melalui SMS untuk mengamankan akun belanja Anda di situs belanja online atau e-commerce. Jadi jangan sekali-kali memberikan kode ini kepada siapapun termasuk pihak yang mengatasnamakan situs e-commerce, penjual atau kurir.

2. Mengirim link palsu Saat berbelanja online, pastikan Anda mengunjungi toko resmi atau situs e-commerce. Waspada jika ada pesan yang meminta Anda mengakses link yang mirip dengan toko atau situs e-commerce tertentu. Dan jangan memasukkan informasi pribadi seperti alamat email, password atau nomor telepon pada situs yang keamanannya tidak dapat dijamin.

3. Mode Call Forwarding Jangan pernah merasa seseorang tidak boleh menelepon nomor tertentu yang diawali dengan *21, *62, *67, atau *61 dengan alasan apapun. Mode cheat ini dapat mengalihkan panggilan ke nomor Anda ke nomor orang lain tanpa sepengetahuan Anda.

4. Kode Promo Palsu Jika ada pihak tertentu yang menghubungi Anda dan menjanjikan hadiah atau kode promo, jangan mudah percaya, tetapi Anda perlu mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu.

5. Bukti Transaksi Palsu Saat ini yang lagi populer adalah bukti transaksi palsu. Calon nasabah tidak melakukan transaksi, melainkan hanya memproses bukti transaksi. Penipuan mudah dilakukan oleh para profesional yang tidak waspada. Saat penjual mengirimkan produk, ternyata dia hanya mengecek rekening dan uang tidak sampai. (SNP)

Related Posts

Dukung Makan Bergizi Gratis, Kementan Bakal Optimalkan Lahan Rawa di Luar Pulau Jawa

TRX NEWS: Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menambah cadangan pangan melalui program gizi gratis. Upaya lainnya adalah dengan memanfaatkan lahan basah di luar Pulau Jawa. “Beberapa langkah perbaikan lahan telah kami…

Sudan Selatan Berlakukan Aturan Ekspor Baru, Kemendag Ajak Eksportir RI Lakukan Penyesuaian

TRX NEWS – Kementerian Perdagangan ingatkan eksportir Indonesia untuk beradaptasi, khususnya Sudan Selatan yang kini telah mengeluarkan peraturan ekspor terbaru yang menerapkan izin akreditasi sebagai syarat barang masuk ke Tanah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Dukung Makan Bergizi Gratis, Kementan Bakal Optimalkan Lahan Rawa di Luar Pulau Jawa

Dukung Makan Bergizi Gratis, Kementan Bakal Optimalkan Lahan Rawa di Luar Pulau Jawa

Gubernur BI Buka-bukaan Dampak ke RI Jika Trump Jadi Presiden AS

Gubernur BI Buka-bukaan Dampak ke RI Jika Trump Jadi Presiden AS

Penting Dalam Dunia Keuangan, Apa Saja Perbedaan Annual Fee Basic dan Supplement?

Penting Dalam Dunia Keuangan, Apa Saja Perbedaan Annual Fee Basic dan Supplement?

Kisah Sukses Pengusaha Jamu, dari Gendong Bakul hingga Buka Kios di Kemenkes

Kisah Sukses Pengusaha Jamu, dari Gendong Bakul hingga Buka Kios di Kemenkes

Harga Minyak Dunia Jatuh 8 Persen selama Sepekan

Harga Minyak Dunia Jatuh 8 Persen selama Sepekan

5 Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Intip Sejarah dan Kinerjanya

5 Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Intip Sejarah dan Kinerjanya