Saham Krakatau Steel (KRAS) Naik 3 Hari Beruntun di Tengah Kabar Restrukturisasi Utang

TRX NEWS – Saham produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) baru-baru ini kesulitan merestrukturisasi utangnya senilai USD 1,5 miliar (Rp 23 triliun).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (4 Oktober 2024) pukul 10.26 WIB, saham emiten pelat merah itu menguat 2,42 persen ke Rp 169 per saham.

Nilai transaksi mencapai Rp 29,64 miliar dan volume perdagangan 171,59 juta lembar saham.

Sebelumnya, saham KRAS menguat 4,72 persen pada Rabu (2 Oktober) dan 24,06 persen pada Kamis (3 Oktober).

Volume perdagangan selama tiga hari terakhir melampaui rata-rata 20 hari dengan hanya 43 juta lembar saham. Faktanya, volume saham pada hari Kamis mencapai 351,2 juta lembar, menunjukkan minat beli yang sangat kuat.

Secara teknikal, saham KRAS sedang mencoba membalikkan arah dari tren turun pada pertengahan tahun 2021 menjadi tren naik. Hal ini terlihat dari saham tersebut menembus moving average 200 hari yang merupakan sinyal awal pembalikan tren.  

Meski demikian, para investor dan trader tentunya akan terus menunggu kabar positif dari perseroan. Berita negatif sekecil apa pun dapat menggagalkan upaya yang gigih ini.

Upaya Krakatau Steel untuk merestrukturisasi utang senilai $1,5 miliar telah mengungkap permasalahan operasional dan industri yang mempersulit proses tersebut, Bloomberg melaporkan Kamis (4 Oktober 2024).

Pemerintah Indonesia bertujuan untuk menyelesaikan kesepakatan restrukturisasi antara produsen baja terbesar di Indonesia dan kreditornya pada bulan Oktober, media melaporkan pekan lalu.

Perusahaan milik negara dan bank pemberi pinjamannya baru-baru ini menegosiasikan kesepakatan restrukturisasi besar-besaran menyusul kesepakatan serupa di tahun-tahun sebelumnya, kata sumber kepada Bloomberg.

Turunnya pendapatan, persaingan yang ketat dari impor baja murah dari Tiongkok dan meninggalnya CEO Krakatau Steel pada hari Rabu dapat mempengaruhi perundingan utang.

Perusahaan milik negara ini melaporkan kerugian bersih sebesar $60 juta pada paruh pertama tahun 2024, naik dari $37,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan turun menjadi $444,7 juta dari $984,6 juta, sebagian disebabkan oleh kebakaran pabrik di Banten pada tahun 2023 yang menghentikan produksi baja canai panas.

Tantangan yang dihadapi Krakatau Steel juga mempengaruhi kepercayaan investor terhadap unitnya PT Krakatau Posco, yang mengumpulkan obligasi luar negeri senilai $700 juta pada awal tahun ini, catat Bloomberg.

Pada tanggal 23 September, hanya empat bulan setelah penerbitan obligasi, S&P Global Ratings menurunkan prospek entitas menjadi negatif karena “tekanan harga” dan kinerja “volatil”.

“Kami melihat dampak lanjutan dari impor baja Tiongkok yang agresif terhadap Asia di tengah kekhawatiran kelebihan kapasitas dan lemahnya permintaan baja domestik di Tiongkok,” kata Nomura dalam pengumuman penurunan peringkat S&P, seperti dikutip Bloomberg.

Krakatau Steel sebelumnya mengungkapkan pada bulan November bahwa perusahaan sedang melakukan pembicaraan restrukturisasi utang dan diskusi dengan bank telah berlangsung sejak saat itu. Kebakaran pabrik disebut-sebut menjadi alasan utama perlunya restrukturisasi ini.

Ini bukan kali pertama Krakatau Steel mencoba merestrukturisasi utangnya. Pada awal tahun 2020, perusahaan mencapai kesepakatan dengan 10 kreditor, yang menghasilkan penghematan sekitar $685 juta.

Pemerintah telah memberikan dukungan untuk meningkatkan daya saing Krakatau Steel, termasuk seruan Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mengurangi impor dan memberikan bantuan langsung sebesar Rp3 triliun.

Namun setelah tiga tahun melaporkan keuntungan, perusahaan kembali melaporkan kerugian pada tahun 2023. Sejauh ini, Krakatau Steel telah membukukan kerugian tahunan dalam sembilan dari 12 tahun terakhir, menurut data yang dihimpun Bloomberg. (Aldo Fernando)

Catatan: Keputusan membeli/menjual saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Related Posts

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

TRX NEWS – Saham PT Multitrend Indo Tbk (BABY) dan PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) berada di zona merah setelah terpantau Bursa. Pada perdagangan Selasa (11/12/2024), saham BABY turun…

Astra Graphia (ASGR) Tebar Dividen Interim Rp25,62 Miliar, Telisik Jadwalnya

TRX NEWS – Emiten Grup Astra, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) sepakat untuk membagikan laba interim kepada pemegang saham tahun buku 2024. Total nilai laba yang dibagikan sebesar Rp 25,62…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi

YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Terbanyak, Siapa Saja?

YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Terbanyak, Siapa Saja?

Biaya Medis Indonesia Termasuk Tertinggi di Asia

Biaya Medis Indonesia Termasuk Tertinggi di Asia

Kemenkominfo Targetkan Pemerataan Internet Capai Zero Blank Spot di 2025

Kemenkominfo Targetkan Pemerataan Internet Capai Zero Blank Spot di 2025

OJK Resmi Cabut Izin Investree

OJK Resmi Cabut Izin Investree