TRX NEWS – Saham-saham pemasok pertambangan batu bara kemungkinan akan mendapat dorongan positif pada pekan depan seiring harga komoditas acuan tersebut secara tak terduga naik lebih dari 5% pada Jumat (4/10).
Kenaikan harga batu bara disebabkan oleh kenaikan harga gas akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah dan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan energi.
Selain itu, upaya yang dilakukan pemerintah China juga membuat harga produk tersebut meningkat.
Batubara berjangka Newcastle naik 5,26 persen menjadi $148,20 per ton pada hari Jumat, sementara harga batubara naik 6,05 persen untuk minggu ini, menurut data Investing.com.
Seiring dengan persiapan hari libur nasional Tiongkok pada tanggal 1-7 Oktober, penurunan produksi karena hujan lebat dan keperluan industri, semua faktor ini mendukung harga batubara.
Analis Saxo Charu Chanana menjelaskan langkah stimulus Tiongkok dapat berdampak signifikan pada berbagai kelas aset di seluruh dunia, termasuk komoditas.
Sebagai konsumen utama barang-barang global, stimulus biasanya meningkatkan permintaan industri dan energi.
Logam seperti tembaga, bijih besi, dan aluminium banyak digunakan dalam infrastruktur dan konstruksi, sementara permintaan minyak dan batu bara diperkirakan akan meningkat seiring dengan kembalinya aktivitas ekonomi di Tiongkok.
Batubara termal dari Indonesia dan Australia, yang memasok sektor industri Tiongkok, juga menjadi berita.
Karena sebagian besar batu bara yang digunakan untuk pembangkit listrik berasal dari tambang dalam negeri, ketergantungan pada impor dapat menjadi sinyal pertumbuhan sektor industri yang kuat di Tiongkok.
Kota pelabuhan Guangzhou, yang dekat dengan pelabuhan ekspor terbesar di Indonesia, merupakan pusat impor utama.
Mengantisipasi dampak kenaikan harga batu bara, stok batu bara diperkirakan akan menguat setidaknya dalam jangka pendek.
Beberapa perusahaan yang menguntungkan, termasuk PT Bumi Resources Tbk (BUMI), diperkirakan akan memanfaatkan kenaikan harga batu bara sebagai salah satu komoditas terbesar Indonesia.
Saham BUMI pekan ini naik 10,66 persen dan naik 36,36 persen dalam sebulan terakhir.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga diperkirakan akan meningkatkan laba karena kinerja positif, meski sedang dalam proses demerging (unbundling) unit bisnis batubara termal, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).
Di sisi lain, Ingica Energy (INDY) berfokus pada pengembangan aset energi terbarukan yang memaksimalkan keuntungan dari profitabilitas.
PT United Traktors Tbk (UNTR), meski dikenal sebagai pemasok alat berat, menghadapi sektor batubara yang berpotensi memberikan dampak positif.
Kini, saham portofolio investor ternama Lo Kheng Hong (LKH) PT ABM Investama Tbk (ABMM) diperkirakan akan mendapat manfaat dari peningkatan aktivitas di sektor batu bara.
Sementara itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebagai pemain utama industri batu bara siap memanfaatkan peningkatan keuntungan.
Saham PTBA, CUAN, TOBA, DSSA, DOID, TOBA, KKGI, GEMS, dan BYAN juga diperkirakan akan memanfaatkan tren positif pasar batubara.
Dengan adanya stimulus dari Tiongkok, ekspansi global, dan gejolak politik, stok batu bara diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang besar dalam waktu dekat.
Namun, investor tetap harus memantau perkembangan dan perkembangan pasar yang mungkin mempengaruhi harga batubara. (Aldo Fernando)