TRX NEWS – “Saya selalu percaya langit adalah batasnya.”
Komentar tersebut terlontar dari mulut musisi asal Amerika (AS) bernama Stanley Kirk Burrell atau yang lebih dikenal di kalangan penggemar rap dengan sebutan MC Hammer.
Menurut Stanley, surga adalah negeri yang luas dan tak terbatas tempat bermulanya segala harapan dan impian manusia.
Rupanya, ungkapan tersebut juga menginspirasi Anindya Novyan Bakrie, Chief Executive Officer (CEO) Grup Bakrie.
Bisnis Grup Bakrie sejak lama dikaitkan dengan keberadaan perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang bergerak di bidang pertambangan batu bara yang notabene merupakan energi fosil tak terbarukan.
Namun, tiba-tiba Anindya menghadirkan “mainan” baru bagi energi baru terbarukan (EBT) Grup Bakrie dengan memasuki bisnis penjualan kendaraan listrik melalui PT VKTR Teknologi Tbk.
“Melalui upaya kecil ini, kami berharap dapat mewujudkan apa yang selama ini menjadi impian saya, mungkin impian seluruh masyarakat, tentang langit biru di Jakarta,” kata Anindya kepada TRX NEWS beberapa waktu lalu.
Menurut Anindya, momen tak terlupakan pernah ia alami di Palo Alto, AS pada tahun 2018 lalu, saat ia nyaris ditabrak bus listrik saat jogging di kawasan sekitar kampus Stanford pada pagi hari.
Anindya menjelaskan, saat itu dirinya tidak mengetahui keberadaan bus listrik di belakangnya karena tidak mengeluarkan suara, tidak berbau asap mesin, atau tanda fisik lainnya.
“Tiba-tiba di belakang. Dari situ aku jadi punya momen eureka, siapa yang bikin (bus) ini? Kenapa kita tidak bawa ini ke Indonesia, ke Jakarta, yang kita tahu jalanannya terkenal bising.” dan sangat mencemari”, kata Anindya.
Berbekal ide tersebut, pria yang juga aktif di kepemimpinan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini mulai mencari produsen yang memproduksi bus listrik tersebut.
Dari situ diketahui bus yang nyaris menabraknya itu buatan BYD, produsen mobil aki asal China.
Anindya juga mengungkapkan, sejak 2008, investor senior Amerika, Warren Buffett, telah berinvestasi di perusahaan tersebut.
“Makanya kami tidak ragu lagi untuk bekerja sama. Sejak tahun 2018, kami telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan BYD dan terus menjalin kerja sama hingga saat ini,” kata Anindya.
Sementara dari segi perhitungan bisnis, Anindya menjelaskan, saat ini setidaknya ada 200.000 bus yang beroperasi di Indonesia, 10.000 di antaranya berada di Jakarta.
Anindya mengatakan, jumlah tersebut bahkan melebihi populasi bus di London yang dikenal sebagai kota dengan populasi bus yang sangat besar, termasuk bus tingkat.
Belum lagi, kata Anindya, pihaknya juga menemukan data bahwa rute bus yang dimiliki Bus Transjakarta kini mencapai 250 km dan juga merupakan rute bus terpanjang di dunia.
Artinya dari segi bisnis sangat menjanjikan. Karena selama ini kita menggunakan bus konvensional, wajar kalau Jakarta suka macet, bising, dan polusinya tinggi sekali, kata Anindya. .
Oleh karena itu, melalui cangkang bisnis PT VKTR Teknologi Tbk (VKTR), Anindya mengatakan Grup Bakrie ingin memulai upaya membirukan langit Jakarta kembali dengan bantuan bus listrik.
Tanpa mitigasi, keseriusan upaya tersebut ditunjukkan dengan mendorong VKTR untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) dengan harapan memiliki modal yang lebih kuat untuk menggarap ekspansi ke depan.
Di bawah kepemilikan mayoritas PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), VKTR menerbitkan 8,75 miliar saham dengan harga awal ditetapkan Rp 100 per saham. Alhasil, dana baru yang bisa dihimpun dari IPO berjumlah Rp 875 miliar.
Rencananya, seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya, sekitar 39,93 persen, akan digunakan untuk menambah belanja modal.
Kemudian, sekitar 11,59 persen akan diserahkan kepada anak perusahaan yakni Bakrie Autoparts (BA) sebagai penyertaan modal dalam rangka pengembangan usaha.
Selain itu, sekitar 2,49 persen akan digunakan untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang PT Tambara Tama Mandiri (TTM). Lalu 1,38 persen lagi untuk melunasi seluruh pokok utang PT Andara Multi Sarana (AMS).
“Sisanya sebesar 44,61% kami gunakan untuk modal kerja dan/atau beban operasional (OPEX) untuk memenuhi kebutuhan operasional,” kata Anindya. (TSA)