TRX NEWS – Kisah sukses Otto Toto Sugiri kerap menjadi sorotan. Pasalnya, ‘Bill Gates’ Indonesia merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia.
Otto Toto Sugiri berhasil membangun kerajaan bisnis di bidang industri teknologi. Pria kelahiran Bandung 70 tahun lalu ini dikenal sebagai sosok bertangan dingin yang punya sejarah di dunia industri. Ini juga merupakan pemimpin pusat data yang mendorong pertumbuhan ekonomi digital di negara ini.
Namun siapa sangka di balik kesuksesannya saat ini, Otto Toto Sugiri justru kebingungan mencari pekerjaan. TRX NEWS mengulas kisah sukses Otto Toto Sugiri sebagai berikut untuk mengenal Anda lebih jauh. Kisah sukses Otto Toto Sugiri
Otto Toto Sugiri adalah salah satu pendiri dan presiden PT DCI Indonesia (DCII). Dikenal sebagai Toto, beliau belajar Teknik Elektro dan Magister Teknik di RWTH Aachen University di Jerman.
Namun ibunya jatuh sakit dan memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sepulangnya dari Jerman, Toto kesulitan mencari pekerjaan. Pada tahun 1981, belum ada perusahaan di Indonesia yang membutuhkan programmer. Toto pun kesulitan mencari pekerjaan di bidang ini. Jangankan kebutuhan akan programmer, perusahaan komputer masih sangat jarang atau hampir tidak ada.
Terakhir, Toto mengerjakan proyek tersebut bersama rekan kuliahnya di Jerman. Proyek pertamanya saat itu adalah membuat perangkat lunak bagi nelayan Papua untuk memfasilitasi pembelian kredit dan perangkat lunak bagi perusahaan minyak.
Sepanjang karirnya, Toto mengaku tak punya keinginan menjadi wirausaha. Pada tahun 1983, beliau juga bekerja di salah satu perusahaan keluarga Toto, Bank Bali. Di Bank Bali, Toto menjabat sebagai CEO dan membantu mengembangkan perangkat lunak untuk memudahkan operasional Bank Bali.
Setelah enam tahun bekerja di Bank Bali, ia memutuskan untuk memulai perusahaannya sendiri. Pada tahun 1989, Toto mendirikan perusahaan perangkat lunak bernama PT Sigma Cipta Caraka. Perusahaan ini didirikan dengan modal kurang lebih 200 ribu USD atau Rp352,6 juta dengan kurs rupiah saat ini (Rp1.763 per USD).
Toto Sugiri mendirikan Indointernet pada tahun 1994 selama pertumbuhan bisnis Sigma Cipta Caraka miliknya. Perusahaan fokus menyediakan layanan Internet yang memudahkan pengguna mengakses informasi dari seluruh dunia, seperti mesin pencari Google.
Tak hanya itu, Toto juga mendirikan anak perusahaan Sigma Cipta Caraka bernama BaliCamp. Sayangnya, hal ini tidak berjalan dengan baik. BaliCamp harus ditutup pada tahun 2002 setelah bom Bali.
Saat itu, Otto Toto Sugiri memegang Sigma Cipta Karaka sebagai induk perusahaannya. Perusahaan terus beroperasi bebas utang bahkan selama krisis keuangan Asia.
Namun, Toto Sugiri memutuskan menjual 80 persen sahamnya di Telekomunikasi Indonesia (Telkom) pada 2008 seharga $35 juta. Dua tahun kemudian, Toto justru menjual seluruh sahamnya di Sigma Cipta Caraka dan memutuskan pensiun.
Namun pada tahun 2011, ia melihat peluang besar ketika pemerintah membuka pintu untuk mengembangkan pusat data di tanah air. Otto Toto Sugiri akhirnya meluncurkan DCI Indonesia. Perusahaan ini merupakan perusahaan informasi pertama dan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga menduduki peringkat ke-4 di Asia Tenggara untuk layanan pusat data server dan ruang pusat data untuk kliennya.
Keberhasilan Otto Toto Sugiri mendirikan dan mengembangkan DCI Indonesia menjadikannya salah satu orang terkaya di Indonesia. Menurut Forbes, Toto Sugiri menduduki peringkat ke-26 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2024. Kekayaan bersihnya sebesar USD 1,9 miliar atau Rp 30,8 triliun (Rp 16.213 USD).
Berikut kisah sukses Otto Toto Sugiri yang berhasil menjadi salah satu orang Indonesia yang kaya raya di industri teknologi.