TRX NEWS – Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengungkapkan beberapa ide untuk meredam penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang melanda Indonesia.
Menurutnya, kebijakan industri sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan operasional perusahaan manufaktur di tengah ketatnya persaingan internasional.
“Persaingan di dunia sangat ketat, sehingga pasar dalam negeri perlu dilindungi agar PMI kita bisa naik,” kata Telisa dalam Market Review IDX Channel, Senin (10/7/2024).
Mengingat maraknya barang ilegal melalui pelabuhan, pemerintah juga diminta untuk tegas menertibkan praktik ini.
Selain itu, pemerintah juga diperkirakan akan melakukan pembelian barang dan jasa dengan mengutamakan barang dalam negeri pada tiga bulan terakhir tahun ini.
Sementara dari perspektif global, Telisa mengatakan intelijen pasar dilakukan di pasar non-tradisional untuk meningkatkan pelayanan.
Perkembangan pasar internasional juga dapat terjadi melalui penerapan perjanjian perdagangan bebas.
“Kami juga memanfaatkan pertumbuhan suku bunga rendah untuk meningkatkan daya beli global,” kata Telisa.
PMI manufaktur Indonesia akan tetap di bawah 50 pada September 2024, yaitu sebesar 49,2. Menurut laporan S&P Global, penurunan kinerja PMI terutama mencerminkan penurunan produksi bulanan dan pesanan baru di bulan September selama tiga bulan berturut-turut.
Dalam laporan ini, penurunan tersebut disebabkan oleh melambatnya permintaan pasar, selain menurunnya permintaan produksi global, yang juga membebani perdagangan luar negeri.
“Kinerja ekonomi manufaktur Indonesia sejalan dengan perlambatan ekonomi global pada bulan September, penurunan ekspor paling tajam dalam hampir dua tahun sejak laporan terakhir,” kata Paul, direktur ekonomi di S&P Global Market Intelligence. Smith dalam laporannya.
(NIA DEVIYANA)