TRX NEWS – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) merupakan anak perusahaan (PSP) dari PT BPD NTB Syariah (Bank NTB Syariah). Meski pangsanya kurang dari 5%, BJTM merupakan PSP dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB).

Pada 15 Agustus 2024, BJTM mentransfer investasi sebesar Rp 100 miliar ke Bank NTB Syariah. Dengan penyertaan tersebut, BJTM membeli 3,9 juta saham Banki NTB Syariah dengan harga Rp 25.500 atau setara 4,09 persen dari total saham yang ditempatkan.

Dalam surat yang ditujukan kepada BEI pada Selasa, 15/10/2024, ia menyatakan: “Pada tanggal 9 Oktober 2024, OJK menyetujui konversi saham Bank BTN Syariah sehingga menambah pemegang saham.” ).

Dengan masuknya Bank Jatim, pemegang saham Bank NTB Syariah bertambah menjadi 12 perusahaan yang semuanya dilikuidasi. BJTM menjadi pemegang saham terbesar ke-10 mengungguli Pemkot Mataram (2,83%) dan Pemkot Bima (1,57%).

Meski hanya memiliki 4,09 persen saham, Bank Jatim menjadi PSP baru bersama Pemprov NTB, pemegang saham terbesar Bank NTB Syariah dengan kepemilikan 43,7 persen. Hal ini merupakan hasil dari Sistem Bisnis Bank (KUB) dimana Bank Jatim menjadi bank induk dan Bank NTB Syariah menjadi anggota pertama KUB.

Dengan program ini, Bank Jatim tidak hanya berkontribusi dalam memenuhi modal minimum Rp3 miliar yang disyaratkan OJK. BJTM juga akan memberikan dukungan teknis kepada anggota KUB mulai dari pengembangan staf, pengembangan TI, hingga perluasan produk dan pasar.

Selain Banki NTB Syariah, Banki Jatim juga ingin memasukkan PT BPD Banten Tbk (BEKS) atau Bank Banten dan PT BPD Lampung (Bank Lampung) ke dalam KUB. BPD Pemprov Jatim mengalokasikan Rp160 miliar, dengan rincian Rp10 miliar ke Bank Banten dan Rp150 miliar ke Bank Lampung.

(Grace Fiansyah)