
TRX NEWS – PT Pertamina (Persero) menemukan bahwa catu daya minyak pemanas (BBM) dan minyak cair (LPG) hanya memakan waktu beberapa minggu ke depan.
Kondisi ini dibuat oleh Presiden Pertamina, Patra Niaga, Riva Sahaan, di Kamar Komisi Presentasi XII. Terdaftar di Sidang (RDP) Kamis (20.02.2025).
Kata Riva, LPG berbagi hari penutup 14 hari. Persentase ini didasarkan pada data 19 Februari 2025, yang dicatat dalam sistem Pertamina.
“Berdasarkan data terbaru yang kami hapus dari sistem yang kemarin sore pada 19 Februari, ketika hari liputan untuk LPG saat ini adalah 14,63 hari,” kata Riva.
Catu daya LPG berikutnya sedang bergerak dan menunggu proses pembongkaran.
“Jadi, setiap kali kita memainkan keadaan LPG 14,63 hari ini,” katanya.
Untuk minyak tanah atau minyak tanah adalah 35,7 hari, pertulitis 21 hari, pertamax 19 hari, pertamax turbo 23 hari.
Sementara bioolar mempertahankan tingkat 17,73 hari karena pengurangan konsumsi periode Ramadhan dan Aid al -Fitr 2025.
“Sementara (Pertamina) Dex berada pada tingkat 40 atau 39,68 hari dan untuk Actur pada 21 hari,” kata Riva.
Di sisi lain, Pertamina memperkirakan bahwa konsumsi LPG sesuai dengan 6,7% atau 30.926 ton dibandingkan dengan situasi normal Januari tahun ini.
Konsumsi LPG tinggi karena peningkatan kegiatan anggaran seperti memasak dan kegiatan lainnya.
“Secara keseluruhan, kami dapat mengirimkan ke proyeksi peningkatan permintaan untuk produk bahan bakar dan LPG yang kami prediksi untuk LPG di Ramadhan dan Idul Fitri bahwa akan ada peningkatan 6,7%,” kata Riva.
Meanwhile, LPG sales figures were 28,412 tonnes in January 2025. The request for Pertamax was then estimated at 16.7% or 21,713 kiloliters (KL), Plétalit 11.2% or 82,846 KL, AvTur 5% or 13,150 KL, Turbo 14.9% or 843 KL, PX Green 92.1 Percentage or 33 KL.
RIVA mencatat bahwa peningkatan pertamax, pararitas, Turbo dan PX Green mencerminkan peningkatan rute kendaraan pribadi selama kembalinya Lebean pada tahun 2025.
Sedangkan tingkat konsumsi Dexlite turun 5,7% dan DEX sebesar 14,1%.
“Pertamax, karena situasi dan aktivitas transportasi meningkat untuk kembali ke kampung halaman ini, sehingga konsumsi ini cukup tinggi untuk Pertamax,” kata Riva.
(Fiki Ariyanti)