Interview with Leaders – Membincang Harmoni dan Keberlanjutan di Tengah Ancaman Resesi

TRX NEWS – “Setiap zat hanya mempengaruhi dirinya sendiri. Namun semua zat di dunia saling berinteraksi secara kausal.”

Kalimat di atas merupakan cikal bakal teori ketuhanan yang digagas pada abad ke-17 oleh seorang pemikir Jerman yaitu Gottfried Wilhelm Leibniz yang disebutnya dengan ideologi Theodicy.

Pemahaman ini beranggapan bahwa alam semesta dirancang dengan pola harmonik yang sebaik-baiknya, sesempurna mungkin, karena diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Sempurna, yang tersusun dari setiap zat yang dijalin menjadi suatu hubungan sebab akibat yang unik.

Dalam perspektif yang lebih sederhana dan kekinian, hubungan yang bersifat kausalitas ini juga dapat menjadi landasan konsep industri hijau yang saat ini semakin banyak diungkapkan di kalangan pelaku industri secara internasional.

Konsep manajemen industri yang lebih fokus pada kelestarian lingkungan, mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya berkelanjutan.

Dengan demikian, kita berharap seluruh kegiatan industri bahkan perekonomian secara luas dapat berjalan secara harmonis dan beriringan dengan upaya menjaga kelestarian alam.

Konsep ini diyakini sebagai respons terhadap semakin terbatasnya sumber daya fosil yang tersedia di alam sehingga dianggap sebagai satu-satunya solusi ekonomi masa depan agar alam tidak semakin rusak dan perlahan pulih melalui berbagai pendekatan.

Upaya pendekatan tersebut antara lain telah dilakukan oleh United Nations Global Compact atau disingkat UN Global Compact, sebuah organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkedudukan di dunia usaha, untuk mendorong penerapan kebijakan berkelanjutan dan kebijakan sosial. tanggung jawab sebuah perusahaan.

Saat ini, Global Compact PBB adalah inisiatif keberlanjutan perusahaan terbesar di dunia, yang mencakup lebih dari 13.000 perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya dari 170 negara di seluruh dunia.

Di bawah naungan PBB, UN Global Compact mendukung tujuan utama lembaga internasional tersebut, yaitu Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Di tengah padatnya kegiatan KTT G20 yang digelar di Bali pada 15 hingga 16 November 2022, staf redaksi TRX NEWS.com berkesempatan berbicara dengan Assistant Secretary-General dan Chief Executive Officer UN Global Compact, Sanda Ojiambo, mengenai berbagai perkembangan terkini tentang urusan internasional.

Berikut adalah beberapa hal penting yang kami diskusikan dalam percakapan tersebut.

Pertanyaan: Bagaimana UN Global Compact melihat situasi dan tantangan dunia saat ini, khususnya dunia ekonomi dan bisnis internasional? Benarkah dunia sedang berada di ambang resesi? Seberapa buruk perkiraan kinerja perekonomian dan bisnis tahun depan?

Benar bahwa saat ini banyak tantangan perekonomian global yang mengarah pada proyeksi seperti itu (resesi). Apakah itu nyata? Saya kira kita masih punya hak untuk berharap bahwa situasi di masa depan akan membaik dan tidak terlalu buruk (proyeksi).

Namun, kita tidak bisa berbohong bahwa ada tekanan tertentu yang dirasakan dunia (masyarakat). Di beberapa tempat (tekanannya) terasa lebih kuat. Seperti tekanan inflasi akibat gangguan rantai pasok.

Lalu ada kebutuhan pembangunan di negara-negara berkembang. Juga upaya semua pihak, seluruh negara, perusahaan dan seluruh masyarakat luas agar segera pulih dari dampak pandemi COVID-19. Juga berbagai bentuk tekanan lainnya yang kesemuanya sangat kompleks.

Apa saja tantangan yang menanti kita? Tentu saja bagaimana kita bisa mengembangkan perekonomian, atau paling tidak menjaga kondisi yang ada saat ini. Juga untuk memberikan dana darurat kepada negara-negara yang membutuhkan. Semua ini sangat menantang. Sejujurnya, kami tidak mempunyai proyeksi khusus untuk itu.

Dari segi kelembagaan, kita masih belum terlalu jauh dalam bidang ekonomi terapan. Arah kepentingan kami adalah agar perekonomian, bahkan kehidupan saat ini, tetap terjaga dengan baik melalui pengelolaan yang berkelanjutan.

Pertanyaan: Apa saja bentuk upaya dan pendekatan konkrit yang coba dibangun oleh UN Global Compact?

Kami lebih bergerak ke arah para pebisnis, berbincang bersama dan membangun keprihatinan bersama, sehingga kita kemudian bisa maju bersama dan membangun komitmen untuk menjalankan bisnis ini secara berkelanjutan, menuju perekonomian yang berkelanjutan. Ekonomi berkelanjutan.

Komitmen tersebut benar-benar menjadi landasan bagaimana perusahaan dijalankan. Mulai dari aspek perekrutan karyawan, pelaksanaan proses bisnis, mitigasi risiko dan dampak terhadap lingkungan dan dampak sosial ekonomi. Agak.

Jadi lebih kepada apa yang bisa dilakukan oleh para pebisnis, dunia usaha, untuk bekerja sama menjadikan kondisi di dunia ini lebih baik, untuk kita, bahkan untuk anak cucu kita di masa depan.

Pertanyaan: Bagaimana UN Global Compact memastikan bahwa semangat membangun ekonomi berkelanjutan tidak terkesan klise, dan yang lebih penting, dapat berhubungan dan merespon kondisi nyata yang ada di masyarakat saat ini?

Apa yang kami lakukan di lapangan masih sangat relevan dengan kondisi kebutuhan masyarakat saat ini. Misalnya pada masa pandemi lalu kami mencoba membangun kekuatan kolektif dengan pendekatan yang lebih lokal untuk mendorong semangat kewirausahaan di masyarakat, karena kami percaya di sinilah tanggung jawab dapat terbentuk.

Lalu bagaimana akses terhadap layanan keuangan dan permodalan dapat dipermudah agar masyarakat menjadi lebih mandiri, sehingga tidak lagi bergantung pada konsumen pemerintah?

Kalaupun ada (bantuan pemerintah), kami lebih memilih bantuan yang lebih produktif. Hal ini mencakup pengembangan perempuan atau pemberdayaan perempuan agar dapat menjadi kekuatan baru bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan perekonomian yang semakin kompleks.

Kami memiliki program di bidang ini yang mencakup program pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender sehingga bersama-sama kita dapat melawan bias gender yang ada di masyarakat, lingkungan kerja, dan ruang sosial lainnya.

Pertanyaan: Bagaimana dengan krisis energi yang saat ini melanda dunia, khususnya di Eropa; Bagaimana Global Compact PBB mengatasi masalah ini? Bukankah situasi ini sebagian disebabkan oleh pengelolaan energi dunia yang tidak mengutamakan kesetaraan dan keberlanjutan?

Mengenai krisis energi, kita tidak bisa melihatnya sendirian. Semuanya terhubung. Mulai dari kebutuhan akan jaminan pasokan energi bagi semua pihak, krisis iklim, hingga isu-isu politik di tingkat lain yang jelas berdampak besar terhadap cara pengelolaan lingkungan bisnis.

Pertanyaan: Ide dan solusi apa yang dapat disarankan oleh UN Global Compact untuk permasalahan ini?

Wajar dan menurut kami tidak ada pilihan lain, yakni mengajak semua pihak untuk kembali menggunakan energi berkelanjutan. Kita harus bekerja sama untuk beralih dari energi coklat ke energi hijau. Mulai dari energi fosil hingga energi berkelanjutan. Karena itulah kekuatan kita bersama untuk masa depan.

Namun, kami tidak bisa lagi melanjutkan pendekatan bisnis yang ada saat ini. Kita harus segera menghentikannya agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Hal ini bukan sekedar proyeksi, bukan sekedar teori, namun nyatanya sudah dibuktikan secara praktek dengan adanya perubahan iklim yang nyata-nyata kita rasakan saat ini.

Jadi, ketika semua orang berbicara tentang resesi yang disebabkan oleh lonjakan inflasi di banyak negara, hal tersebut bukanlah sebuah peristiwa yang terisolasi. Inflasi terjadi karena pasokan energi semakin menipis yang disebabkan oleh krisis iklim.

Jadi kalau tidak ingin menjadi lingkaran setan, yuk kita cari akar permasalahannya. Apa itu? Perlindungan lingkungan hidup, menyelaraskan seluruh kegiatan usaha dan perekonomian agar tetap sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup. Hal ini harus kita jaga bersama-sama, perjuangkan, agar dapat membawa kita menuju masa depan yang lebih baik. (TSA)

Jurnalis: Julistio Pratomo

Related Posts

Saham Prajogo Pangestu Kompak Pesta, PTRO Melesat 18 Persen

TRX NEWS – Saham emiten yang dikuasai pedagang kondang Prajogo Pangestu ini menguat kuat pada perdagangan Selasa (22/10/2024). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 10.59 WIB, saham PT…

THR Akhir Tahun, Dividen Interim 11 Emiten Cair Pekan Depan

TRX NEWS: Investor bersiap berpesta. Ada 11 emiten yang akan membagikan dividen interim pada pekan depan. Total nilai dividen yang akan dibayarkan berbagai emiten mencapai triliunan rupee. Berikut daftar emiten…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Saham Prajogo Pangestu Kompak Pesta, PTRO Melesat 18 Persen

Saham Prajogo Pangestu Kompak Pesta, PTRO Melesat 18 Persen

Kode Transfer BRI ke Mandiri, Cek sebelum Transaksi agar Tidak Salah Kirim

Kode Transfer BRI ke Mandiri, Cek sebelum Transaksi agar Tidak Salah Kirim

Jangan Lupa Cek Harga BBM Non Subsidi Pertamina per 13 November 2024

Jangan Lupa Cek Harga BBM Non Subsidi Pertamina per 13 November 2024

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Masuk Pengawasan Bursa, Saham BABY-GGRP Kompak Merah

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi

Inilah 10 Daftar Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang Masih Beroperasi