Agar Tak Salah Pilih, Investor Wajib Tahu Cara Baca Laporan Keuangan Perusahaan

TRX NEWS – Seorang investor saham harus mengetahui dan memahami cara membaca laporan keuangan. Bagi investor ekuitas, mereka secara hukum diwajibkan membaca laporan keuangan atas saham yang dimilikinya untuk meningkatkan kepercayaan berinvestasi.

Memahami dan mempelajari kinerja suatu perusahaan dari laporan keuangan disebut juga dengan analisis fundamental. Harga saham suatu perusahaan biasanya bergerak searah dengan fundamentalnya. Jika fundamentalnya bagus maka harga akan naik dan sebaliknya.

Laporan keuangan sangat mudah dibaca jika Anda mempunyai kemauan untuk menguasainya seiring berjalannya waktu.

Secara umum, ada empat laporan yang disajikan secara triwulanan atau tahunan dalam dokumen laporan keuangan emiten, yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Berikut cara cepat membaca laporan keuangan perusahaan dari berbagai sumber untuk Minggu (15/8/2021):

1. Peningkatan laba bersih dan/atau ekuitas Pada perusahaan yang baik, laba atau laba bersih periode berjalan meningkat. Misalnya, laba bersih per 30 September 2020 mengalami peningkatan dibandingkan 30 September 2019. Dengan modal yang sama.

2. Return on equity (ROE) pada tingkat ROE 15% atau lebih merupakan tingkat pengembalian investasi. Untuk setiap keuntungan Rp 1.000, Anda akan mendapatkan minimal 15% atau lebih laba bersih dalam satu tahun. ROE adalah indikator terpenting dalam analisis fundamental. Jika ROE bagus, maka hal-hal lain dalam laporan keuangan juga akan bagus. Dan jika kurang dari 15% berarti perusahaan tidak untung. Jadi mengapa membeli saham?

Contoh perhitungan ROE: Laba periode berjalan SIDO 30 September 2020 = Rp 640,8 miliar (9 bulan) Ekuitas = Rp 3,3 triliun Laba periode satu tahun berjalan = Rp 854,4 miliar ROE    = Rp 854 . x Rp 10 triliun = x Rp 10 triliun 25,8% Artinya setiap Rp 1.000 yang diinvestasikan di SIDO menghasilkan laba bersih tahunan sekitar Rp 250.

3. Pembayaran dividen sebesar 30-40% atau lebih dari laba bersih perusahaan dalam satu tahun Informasi mengenai pembayaran atau pembagian dividen kadang ditampilkan dalam laporan keuangan kadang tidak. Investor dapat mencari informasi ini secara online. Lihat Total Dividen yang Dibagikan. Misalnya pada tahun 2018, 80% laba bersih perusahaan sebesar Rp 500 miliar. Jangan hanya melihat dividen tunai sementara.

Informasi dividen ini sangat penting. Bagaimanapun juga, suatu perusahaan mungkin memperoleh laba bersih beberapa rupee, namun jika perusahaan tersebut tidak membagikan dividen, realitas keuntungan tersebut mungkin diragukan.

Jika pembagian dividen kurang dari 30-40%, itu terlalu kecil. Investor berhak mendapatkan lebih. Namun jika lebih tinggi dari angka di atas, bisa juga berarti perusahaan tersebut sudah matang, yakni tidak bisa berkembang lagi. Akhirnya keuntungannya dibagikan kepada investor. Jadi apa yang seharusnya? Carilah perusahaan yang membayar dividen tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.

4. Hutang kurang atau lebih sama dengan nilai modal sendiri. Dalam pelaporan keuangan, utang biasanya disebut dengan liabilitas. Jadi jangan bingung kalau dikatakan tidak ada hutang. Hati-hati jika jumlah hutang atau kewajiban lebih besar dari jumlah ekuitas. Namun, tidak semua laporan keuangan perlu diringkas dengan cara ini. Sebab ada hal yang dianggap wajar jika jumlah utang sama dengan ekuitas.

5. Jumlah bunga utang (utang bank, obligasi) kecil. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki utang berbunga dalam jumlah kecil, seperti utang bank dan obligasi. Karena utang jenis ini, pembayaran bunga menjadi beban operasional perusahaan sehingga mengurangi laba bersih. Utang bank berbeda dengan utang bisnis. Jika tidak ada bunga atas hutang bisnis. Misalnya pembelian bahan baku, dibayar belakangan. Jumlah pembayarannya tetap sama.

6. Laba ditahan bernilai positif dan lebih tinggi dari modal disetor perusahaan (dan tambahan modal disetor). Dalam laporan keuangan, bagian ekuitas menunjukkan jumlah modal disetor dan jumlah tambahan modal disetor (tambahan). Lalu ada jumlah laba ditahan (dijumlahkan). Hasilnya harus positif, bukan negatif, dan kalau dijumlahkan nilainya harus lebih besar dari jumlah modal disetor. Ini hanyalah nama perusahaan yang sedang berkembang.

Jika saldo laba tertulis negatif, berarti perusahaan tersebut selalu negatif di masa lalu. Jika saldo keuntungannya positif dan biayanya lebih kecil dari total biaya modal disetor berarti kurang baik. Ada dua kemungkinan. Pertama, pendapatan perusahaan selama ini belum terlalu besar, sehingga saldo labanya sama dengan masa operasi perusahaan. Atau yang kedua, keuntungannya tinggi banget, tapi tetap dipakai untuk bayar dividen, jadi ekuitasnya tidak bertambah. 

7. Asset Turnover (ATO) Rumusnya adalah harga pokok penjualan atau pendapatan dibagi dengan total nilai aset suatu perusahaan. Semakin tinggi ATO, semakin baik. Carilah saham yang perusahaannya memiliki kinerja ATO yang sangat baik.

8. Perputaran Persediaan Tinggi Rumusnya adalah jumlah pendapatan atau penjualan (dalam setahun) dibagi dengan jumlah persediaan. Misalnya saja SIDO yang mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp 2,8 triliun. Nilai persediaannya Rp 300 miliar. Artinya perusahaan bisa menjual hingga 9 kali lipat. Termasuk perusahaan yang bergerak cepat. sirkulasi terus berlanjut. Biaya penjualan lebih besar dari persediaan.

9. Rumus Current Ratio Tinggi adalah aset lancar dibagi kewajiban atau kewajiban lancar. Bagi perusahaan yang baik, total aktiva lancar harus lebih besar dari utang lancar (hutang jangka pendek yang harus dibayar dalam satu tahun). Jika menunjukkan indikator seperti itu, berarti perusahaan tidak berisiko gagal bayar. Namun jika keadaannya terbalik, sangat berbahaya. Perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam membayar utangnya.

10. Margin Laba Bersih Lebih Tinggi Rumusnya adalah laba bersih dibagi pendapatan atau penjualan. Misalnya, pendapatan SIDO periode berjalan sebesar Rp 578 miliar dibagi nilai penjualan 9 bulan adalah Rp 2,1 triliun dikalikan 100% sehingga menghasilkan 27%. Dari penghasilan Rp 1000, Anda bisa memperoleh penghasilan bersih Rp 270.

Margin keuntungan yang baik untuk produksi adalah 20%. Pada saat yang sama, perusahaan komersial mendistribusikan barang setidaknya 10%. Jadi jika sebuah perusahaan manufaktur mencetak margin kurang dari 20%, itu berarti penghasilannya tidak cukup. 

11. Idealnya beban pajak hanya sebesar 25% dari pendapatan usaha setelah keuntungan usaha/keuntungan operasional. Perusahaan yang sahamnya layak dibeli perlu membuktikan bahwa sahamnya tidak terlalu berpengaruh. Misalnya, tidak ada bunga atas hutang. Adanya beban pajak (Pajak Penghasilan Badan) hanya sebesar 25% dari keuntungan usaha sebelum pajak.

Investor harus berhati-hati. Ada perusahaan yang beban pajaknya kurang dari 25% pendapatan operasionalnya. Mungkin tidak ada manfaat nyata. Hanya ditulis di buku.

12. Idealnya, angka laba global tidak berbeda jauh dengan angka laba bersih (periode) tahun berjalan, dan laba global pun berbeda. Laba saat ini atau laba bersih adalah apa yang dihasilkan dari operasional suatu perusahaan. Meskipun beberapa angka nyata, ada pula yang tidak. Sedangkan laba kotor merupakan beban pendapatan atau utang yang tidak ada hubungannya dengan operasional perusahaan. Contoh Kewajiban Kompensasi Pekerja. Inilah hutang perusahaan kepada karyawannya ketika mereka pensiun.

Uang, misalnya, diinvestasikan pada perusahaan dana pensiun untuk diputar. Perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari kinerja modal ini. Dan harus tetap dimasukkan dalam laporan keuangan.

13. Laporan arus kas tidak jauh berbeda dengan laporan laba rugi Lihatlah bagian “Arus kas dari aktivitas operasi” lalu bandingkan dengan jumlah penjualan atau pendapatan dan laba periode berjalan. 

Misalnya AIDS. Biaya penerimaan pelanggan dan biaya penjualan hanya sedikit berbeda. Juga, arus kas bersih dari operasi yang menguntungkan pada periode berjalan. nilainya tidak jauh berbeda. Hal ini tidak mungkin terjadi jika angkanya sama persis. Namun jika ternyata nilainya sangat berbeda, sebaiknya berhati-hati. Artinya pendapatan tersebut hanya perhitungan saja, tidak ada uang riil didalamnya.

14. Keseimbangan itu “murni” dan sederhana. Begitu juga dengan rasio biaya-manfaat. Fokus pada laporan keuangan, sederhana, tidak rumit atau tidak rumit dalam aset, ekuitas, kewajiban atau liabilitas dll. (SNP)

Related Posts

Sudan Selatan Berlakukan Aturan Ekspor Baru, Kemendag Ajak Eksportir RI Lakukan Penyesuaian

TRX NEWS – Kementerian Perdagangan ingatkan eksportir Indonesia untuk beradaptasi, khususnya Sudan Selatan yang kini telah mengeluarkan peraturan ekspor terbaru yang menerapkan izin akreditasi sebagai syarat barang masuk ke Tanah…

Saham Prajogo Pangestu Kompak Pesta, PTRO Melesat 18 Persen

TRX NEWS – Saham emiten yang dikuasai pedagang kondang Prajogo Pangestu ini menguat kuat pada perdagangan Selasa (22/10/2024). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 10.59 WIB, saham PT…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Harga Minyak Dunia Jatuh 8 Persen selama Sepekan

Harga Minyak Dunia Jatuh 8 Persen selama Sepekan

5 Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Intip Sejarah dan Kinerjanya

5 Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Intip Sejarah dan Kinerjanya

Sudan Selatan Berlakukan Aturan Ekspor Baru, Kemendag Ajak Eksportir RI Lakukan Penyesuaian

Sudan Selatan Berlakukan Aturan Ekspor Baru, Kemendag Ajak Eksportir RI Lakukan Penyesuaian

IEA Pangkas Estimasi Produksi Minyak Global 2024 jadi 102,91 Juta Bph

IEA Pangkas Estimasi Produksi Minyak Global 2024 jadi 102,91 Juta Bph

6 Restoran Seafood Enak dan Murah di Jakarta dan Sekitarnya yang Patut Dicoba

6 Restoran Seafood Enak dan Murah di Jakarta dan Sekitarnya yang Patut Dicoba

Astra (ASII) Akuisisi RS Jantung Heartology Rp643 Miliar

Astra (ASII) Akuisisi RS Jantung Heartology Rp643 Miliar