TRX NEWS – China menyatakan akan meningkatkan penerbitan utang pemerintah secara signifikan untuk meningkatkan perekonomian.
Seperti pendanaan bagi mereka yang membutuhkan finansial, dukungan pasar real estate dan pendanaan dari bank-bank milik negara.
Langkah tersebut dilakukan untuk membalikkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Lan Fuan mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintah pusat memiliki cukup ruang untuk menerbitkan lebih banyak utang. Dia juga mengatakan bahwa akan ada lebih banyak “tindakan anti-siklus” tahun ini. Foan tidak mengatakan berapa banyak yang akan dipinjamkan Beijing.
Langkah-langkah stimulus fiskal Tiongkok telah banyak berspekulasi di pasar keuangan global sejak pertemuan Politbiro para pemimpin Partai Komunis pada bulan September. Pertemuan tersebut menyoroti betapa mendesaknya permasalahan ekonomi Tiongkok yang semakin meningkat.
Pasar saham Tiongkok mencapai titik tertinggi dalam dua tahun, melonjak 25 persen pada hari-hari setelah pertemuan tersebut, yang dipicu oleh kebingungan atas kurangnya rincian lebih lanjut mengenai rencana belanja pemerintah lebih lanjut.
Tiongkok berencana menerbitkan obligasi pemerintah swasta senilai 2 triliun yuan ($284,43 miliar atau Rp 4,4 triliun) tahun ini sebagai bagian dari stimulus fiskal baru, Reuters melaporkan bulan lalu.
Separuh dari uang tersebut akan membantu pemerintah daerah mengatasi masalah utang, dan separuhnya lagi akan membantu pembelian peralatan rumah tangga dan lain-lain. Selain itu, dana tersebut akan digunakan untuk memberikan bantuan langsung sebesar 800 yuan, atau $114 (RMB 1,7 juta) per bulan kepada semua keluarga yang memiliki dua anak atau lebih.
Tiongkok juga mempertimbangkan investasi sebesar 1 triliun yuan pada raksasa perbankannya untuk meningkatkan kemampuannya dalam mendukung perekonomian, terutama dengan menerbitkan obligasi pemerintah baru, Bloomberg melaporkan.
Menerbitkan utang tambahan di Tiongkok biasanya memerlukan persetujuan parlemen, yang hanya menyetujuinya.
Pada akhir September, bank sentral Tiongkok mengumumkan langkah-langkah dukungan keuangan paling agresif bagi perekonomian sejak merebaknya epidemi COVID-19. Langkah ini mencakup beberapa langkah untuk membantu industri perumahan yang sedang kesulitan, termasuk menurunkan suku bunga hipotek.
Namun, meski langkah-langkah tersebut telah meningkatkan harga saham Tiongkok, banyak analis mengatakan Beijing juga perlu mengatasi masalah struktural mendasar. Hal ini termasuk meningkatkan konsumsi dan mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada investasi infrastruktur yang berbahan bakar utang.
(Dian Kusumo Hapsari)