TRX NEWS – PT Sri Rezeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) bangkrut akibat dibanjiri utang triliunan rupiah. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi satu-satunya bank milik negara yang memberikan pinjaman kepada pemasok tekstil.
BNI termasuk di antara 28 bank yang terdaftar sebagai kreditur SRIL BNA. Sekretaris Perusahaan Chucky Rushartomo mengatakan pihaknya akan memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan pemerintah terkait permasalahan kebangkrutan Shretex.
“Kami akan terus memantau perkembangan dan mendiskusikan langkah selanjutnya dengan pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan,” kata Okki dalam keterangan resmi, Selasa (29/10/2024).
Menurut Okki, BNI menghormati proses yang dilakukan Pengadilan Niaga Semarang terkait pernyataan pailit Sritex setelah Sritex mengajukan banding.
Saat ini, kata dia, BNA memiliki rasio cadangan yang cukup kuat dan terbukti berhasil menjaga kualitas aset dengan rasio pinjaman terhadap risiko (LAR) yang turun menjadi 11,8 persen dari 14,4 persen pada periode sembilan bulan hingga September 2024. Selain itu , NPL BNA turun menjadi 2 persen dari 2,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dia berkata, “Kami yakin dengan kebijakan yang hati-hati, keuntungan perusahaan akan terpengaruh.”
Shritex telah resmi dinyatakan bangkrut. Salah satu penyebabnya adalah utang perusahaan tekstil yang meningkat pada tahun 1966 sehingga total kewajiban SRIL tercatat sebesar USD 1,6 miliar atau Rp 25,01 triliun pada semester I-2024.
Utang perbankan menyumbang liabilitas jangka panjang SRIL senilai USD 809,99 juta atau Rp 12,66 triliun.
Dari 28 bank yang memiliki tagihan kredit jangka panjang di Shretex, hanya BNI yang menjadi kreditor di antara bank-bank BUMN dengan volume kredit sebanyak 23.807.151.
(Ahmad Islami Jamil)