TRX NEWS – Saham PT Bank Earth Griha International Tbk (INPC) kembali menguat tajam pada sesi perdagangan Kamis (21/11/2024).
Pada pukul 09:49 WIB, saham INPC menguat 5,36% ke Rp 177 per saham, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Nilai transaksi tercatat Rp 23,91 miliar dan volume perdagangan sebanyak 133 juta lembar saham.
Kenaikan ini memperpanjang tren positif INPC yang sudah terakumulasi selama 3 hari tanpa henti. Saham-saham tersebut ditutup menguat 2,44% pada Rabu (20/11).
Saham INPC menguat 34,43% pada Selasa (19/11), menyentuh Batas Atas Otomatis (ARA).
Saham INPC terus menguat sejak 21 Oktober 2024 hingga puluhan kali lipat hingga di atas 20%.
Selain itu, BEI juga telah menghentikan sementara perdagangan INPC yakni 25 Oktober 2024 dan 30 Oktober 2024-7 November 2024.
Dalam sepekan saham INPC naik 30,37%, dalam sebulan naik 45,08%, dan secara year to date (YtD) naik 141,10%.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh meyakini investor tengah mencermati saham INPC seiring rumor rencana anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang akan melakukan IPO pada akhir tahun 2024.
Lebih lanjut Michael mengatakan, nilai INPC saat ini relatif murah.
“Anak perusahaan PANI akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada Desember 2024. Reaksi pasar terhadap tindakan tersebut mengarah pada pergerakan INPC, mengingat PBV [price-to-book value] INPC juga masih pada valuasi keekonomian yaitu 0,7-0,8 kali,” kata Michael di TRX NEWS.com, Selasa (19/11/2024).
Kedua lembaga penyiaran itu nyatanya lekat di bawah kendali taipan Aguan alias Sugianto Kusuma.
Aguan, pimpinan raksasa real estate Agung Sedayu Group, bergabung dengan pengusaha kawakan Tomi Vinata di INPC dan menjadi pengendali PANI bersama Salim Group.
Secara teknis, menurut pengamatan Michael, berdasarkan teori gelombang Elliott, INPC bergerak menuju gelombang kelima, memantul dari titik terendahnya di 120.
“Ini menunjukkan INPC sudah mencapai titik terbawah gelombang keempat, dimana gelombang kelima berada di angka 200,” ujarnya.
Sekadar informasi, dalam bidang analisis teknikal, teori gelombang Elliott membantu memprediksi pergerakan harga dengan pola gelombang berurutan yang dibagi menjadi dua fase.
Kedua fase tersebut adalah fase impulsif (gelombang 1-2-3-4-5) yang searah dengan tren utama, dan fase korektif (gelombang A-B-C) yang berlawanan dengan tren.
Pola ini sering digunakan untuk memetakan titik pembalikan harga, terutama bila dikombinasikan dengan Fibonacci retracement.
Meskipun memiliki potensi kenaikan, penguatan saham INPC yang terus berlanjut dapat memicu aksi ambil untung (profit-taking) oleh investor yang ingin melindungi keuntungannya.
Risiko ini memprihatinkan, terutama bagi investor yang masuk pada tingkat harga tinggi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan membeli/menjual saham sepenuhnya ada di tangan investor.