TRX NEWS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pusat Penelitian Genomik Pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Kehadiran pusat penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas produk pertanian di tengah tantangan perubahan iklim.
“Saya sangat mengapresiasi, saya sangat mengapresiasi dibukanya Balai Besar Penelitian Genomik Pertanian agar produksi kita per hektar (ha), kemenyan, kopi, padi, kentang, bawang merah, bawang putih, semuanya per hektar harus meningkat karena kita sudah mempunyai penelitian yang unggul. .pusatnya di Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara,” ujarnya saat memberikan sambutan di lokasi, Rabu (16/10/2024).
Jokowi mengatakan, saat ini dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan global semakin sulit diprediksi. Oleh karena itu, ancaman krisis pangan sangat besar di banyak negara. Ia mengatakan ketidakpastian iklim, terutama sulitnya memprediksi periode panas dan hujan, menyebabkan penurunan produksi pangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
“Kita tahu perubahan iklim sekarang ini nyata, kita sangat merasakannya, dan dampaknya tidak hanya terkait udara panas di semua negara sekarang, tapi produksi pangan global juga menurun,” ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyoroti betapa riset pertanian Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain, terutama dalam hal produktivitas tanaman. Ia mencontohkan produksi kopi di Indonesia masih antara 2-2,3 ton per hektar, meski negara lain sudah mencapai 8-9 ton per hektar.
“Kita masih punya 5,2 ton beras per hari, negara lain sudah lebih dari 7. Artinya penelitian kita di sini masih kalah dengan negara lain,” kata Presiden.
Melalui Puslitbang Genomik Pertanian, Jokowi berharap riset pertanian Indonesia bisa semakin maju, khususnya dalam pengembangan benih unggul berbagai produk. Hal ini juga membuka pintu kerjasama dengan tempat atau negara manapun untuk mendapatkan benih dan bibit unggul yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.
“Yang terpenting adalah mendapatkan bibit unggul, mendapatkan bibit unggul agar produktivitas produksi padi dan produksi pangan kita bisa meningkat per hektarnya,” ujarnya.
(Grace Fiansyah)