TRX NEWS – Keputusan pemerintah yang memberikan diskon harga listrik sebesar 50 persen kepada 97 persen pelanggan rumah tangga PLN pada Januari-Februari 2025 patut dipuji.
Baru-baru ini mendapat pujian dari Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) yang menilai kebijakan tersebut sangat cocok untuk mendukung daya beli masyarakat, khususnya rumah tangga berenergi rendah.
“Diskon listrik memberikan keringanan finansial yang signifikan. Rumah tangga miskin dan kaya dapat mengalokasikan uangnya untuk kebutuhan pokok atau produksi lainnya,” kata Ketua Umum YLKI Tulse Abadi dalam keterangan resmi, Jumat (20 Desember 2024).
Menurut Tulse, dengan menghemat biaya listrik, masyarakat bisa lebih fokus memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan dan kesehatan.
Namun, Tulse juga menekankan agar masyarakat tidak memanfaatkan insentif yang diterima untuk hal-hal yang kurang produktif.
“Untuk memaksimalkan diskon ini, tentunya sangat penting agar dana yang dihemat tidak digunakan untuk hal-hal yang kurang produktif, seperti membeli rokok atau minuman manis,” kata Tulse.
Sebaliknya, manfaat yang diperoleh dari diskon tersebut hendaknya digunakan untuk kebutuhan yang menunjang kesejahteraan keluarga.
Tulos mengatakan: “Diskon ini akan memberikan dampak positif jangka panjang terhadap keuangan keluarga. Daya beli masyarakat pasti meningkat.”
Hasilnya menjelaskan bahwa dengan daya beli yang tinggi, masyarakat dapat meningkatkan konsumsi barang dan jasa, terutama kebutuhan pokok. Hal ini akan mendorong pertumbuhan di sektor-sektor utama seperti pangan, sandang dan kesehatan.
Selain itu, peningkatan daya beli untuk mendorong pemulihan perekonomian khususnya pada sektor mikro, UKM yang merupakan penopang penting perekonomian Indonesia.
“UKM yang merasakan dampak positif dari peningkatan konsumsi ini akan mengalami peningkatan permintaan, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Tulse.
Tak hanya itu, Tullis meyakini masyarakat dengan daya beli yang tinggi dapat meningkatkan kualitas hidup, seperti pendidikan dan kesehatan. Hal ini pasti akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan jangka panjang.
Secara keseluruhan, Tulse meyakini kebijakan subsidi listrik ini tidak hanya akan membantu mengurangi beban rumah tangga, namun juga dapat menciptakan siklus pertumbuhan ekonomi yang saling mendukung di berbagai sektor.
“Tentu saja berdampak positif permanen terhadap perekonomian nasional,” kata Tulse.
(Badai Sukma)