Direksi dan Komisaris NETV Mundur Jelang Diakuisisi oleh FILM

TRX NEWS – PT Net Visi Media Tbk atau Net TV (NETV) mengumumkan pengunduran diri tujuh pejabat senior, komisaris, dan dewan direksi. Akan ada satu pengunduran diri pada 7 Oktober 2024. 

“Pada tanggal 7 Oktober 2024, perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Direktur dan Dewan Komisaris perseroan,” kata Sekretaris Perusahaan NET TV, Shinta Trisnawati Sutrisno, dalam siaran pers BEI, Selasa (8/10). .

Komisaris dan direksi perseroan yang mengundurkan diri adalah Deddy Haryanto selaku Direktur Umum; Azuan Syahril sebagai Direktur; Fendy Nagasaputra sebagai Direktur; Kirim sebagai Direktur; Lie Halim sebagai Komisaris Utama; Clifford David Rees sebagai komisaris independen; dan Rachmat Nugroho sebagai Komisaris Perseroan.

Konon, Surya Hadiwinata masih menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis.

Pengunduran diri komisaris dan direksi perseroan bersamaan dengan pembelian NETV dari PT MD Entertainment Tbk (FILM) milik Manoj Punjabi. 

Terkait risiko yang mungkin diungkapkan Publix dalam keterbukaan informasi BEI, perseroan menyatakan rencana masuknya FILM sebagai investor di NETV dilakukan dengan tambahan dana tanpa hak milik (PMTHMETD) atau private penempatan untuk meningkatkan keuangannya. status. 

Rincian rencana ini antara lain, pertama, perubahan utang NCL yang diambil alih FILM, dan sisanya NCL sendiri yang berinvestasi di perusahaan tersebut.

Kedua, penerbitan saham baru di FILM dan cadangan kas di perseroan yang kemudian dijadikan modal di anak perusahaan NMT untuk melunasi sisa utang NMT kepada GII, serta memenuhi kebutuhan permodalan NMT.

Program modal saham tersebut senilai Rp1,48 triliun yang terbagi dalam konversi utang Rp882,6 miliar dan tunai Rp599,1 miliar. 

PMTHMETD membuat total utang NETV berkurang Rp1,25 triliun, total aset perseroan bertambah Rp229,1 miliar, dan modal ditempatkan dan disetor perseroan bertambah Rp1,48 triliun.

Namun sebelum dilakukan private positioning, akan dilakukan stock split, dimana saham-saham lama (Seri A) akan digabungkan dengan perbandingan 2:1, sehingga saham seri A tersebut memiliki nilai terbatas. sebesar Rp 200. dan saham seri B akan memiliki nilai lebih rendah sebesar Rp 50 yang digunakan oleh PMTHMETD.

“Setelah PMTHMETD selesai, FILM akan menjadi pemegang saham terbesar perseroan dengan kepemilikan sekitar 60,98 persen, sehingga FILM akan menjadi pengelola baru,” kata NETV.

Dari data RTI Business, saham NETV pada Selasa (8/10) ditutup menguat 4,71 persen di Rp 81. Sedangkan saham FILM berakhir menguat 0,32 persen di Rp 3.130. 

(Fiki Ariyanti)

Related Posts

BI Rate Tidak Berubah, 10 Saham Ini Berpotensi Cuan

TRX NEWS diperkirakan akan memindahkan indeks prestasi stok komposit (CSPI) pada hari Kamis (2019.02.2024). PT Yugen CEO Tumor Securities, William Suriya Vijaya mengatakan tekanan gerakan JCI lebih terbatas pada wahyu…

Siap Melantai di Bursa, Brigit Biofarmaka (OBAT) Patok Harga IPO Rp350 per Saham

Audal – Pt Bigparca TBK (Obat) secara hukum mulai dengan rencana untuk satu sama lain.  Jadi, perusahaan memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang baru dengan nilai RP59.5 sebesar Rp59.5. Diharapkan, akses…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

GTSI Janjikan Dividen Interim Awal 2025, 20-30 Persen dari Laba

GTSI Janjikan Dividen Interim Awal 2025, 20-30 Persen dari Laba

Tenaga Surya Dinilai Jadi Kunci Bauran EBT Indonesia, Gelombang Laut Masih Mahal

Tenaga Surya Dinilai Jadi Kunci Bauran EBT Indonesia, Gelombang Laut Masih Mahal

Vietnam Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen pada 2025

Vietnam Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen pada 2025

Kisah Sukses Penjual Bubur Ayam, Bisa Bangun Kontrakan dan Beli Sawah di Kampung

Kisah Sukses Penjual Bubur Ayam, Bisa Bangun Kontrakan dan Beli Sawah di Kampung

Apakah Galbay Bisa Dipenjara? Simak Penjalasannya

Apakah Galbay Bisa Dipenjara? Simak Penjalasannya

Patut Ditiru, Inilah 4 Konglomerat Indonesia yang Dermawan

Patut Ditiru, Inilah 4 Konglomerat Indonesia yang Dermawan