TRX NEWS – Perkembangan teknologi yang masif menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyikapinya dengan strategi yang tepat. Begitu pula dengan PT PLN (Persero).
Komisaris PLN Mohamad Ihsan mengatakan kemajuan teknologi telah mengubah cara perusahaan beroperasi.
Jadi kalau kita lihat secara historis, kalau kita melihat teknologi di industri ketenagalistrikan, tidak banyak berubah. Turbin mungkin ada di abad 18 dan 19, dari dulu sampai sekarang, tiba-tiba transisi energi mengubah segalanya, kata dia. Mohamad Ihsan Dalam diskusi panel ke Repnas Nasional. Jakarta, Senin (14/10/2024).
Menurut Ihsan, PLN menyikapi kondisi tersebut melalui empat langkah yakni deregulasi, dekarbonisasi, desentralisasi, dan digitalisasi.
“Nah, ada empat respons yang dilakukan PLN, yaitu deregulasi, dekarbonisasi, desentralisasi, dan digitalisasi,” ujarnya.
Tak hanya itu, PLN menekankan pentingnya memitigasi risiko yang dihadapi sekaligus memanfaatkan alat dan peluang teknologi. Manajemen risiko perusahaan (ERM) adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai, mengendalikan dan memantau risiko yang dapat menghalangi pencapaian tujuan bisnis.
Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan peluang keuntungan.
“Jadi menurut saya risikonya perlu kita kalkulasi melalui manajemen risiko dan manfaatkan peluang yang ada. Ya mitigasi yang paling penting adalah legal, salah satu mitigasinya legal, kalau legal risikonya dikurangi. bekerja,” katanya.
PLN memerlukan inovasi, namun inovasi didasarkan pada kombinasi kreativitas dan pengurangan risiko.
– Memanfaatkan peluang dan mengambil risiko dengan baik, dengan bantuan kerangka hukum yang kuat, akan memudahkan transisi energi di masa depan, ujarnya.
(NIA DEVIANA)