TRX NEWS – Kisah sukses mantan pegawai negeri sipil yang memutuskan aktif menjadi konten kreator adalah tentang Ferry Irvandi. Ia merupakan mantan pejabat Kementerian Keuangan yang memutuskan mundur agar bisa lebih serius dalam pembuatan konten.
Feri Irwandi kini aktif di YouTube dan platform X, membuat konten edukasi tentang kondisi politik dan ekonomi Indonesia. Ia sukses memperoleh 1,06 juta subscriber di channel YouTube pribadinya.
Sebelum akhirnya menjadi pembuat konten penuh, Ferry bekerja di Kementerian Keuangan selama 10 tahun. Namun, pada tahun 2022 ia memutuskan keluar dari kementerian.
Ferry melalui kanal YouTube-nya mengatakan, keputusannya keluar dari Kementerian Keuangan bukan karena tidak betah. Bahkan, ia mengaku mendapat banyak hal positif dari lingkungan sekitar dan rekan kerjanya.
Keputusannya untuk menangani industri konten dengan serius telah dipertanyakan, baik oleh para pengikut saluran YouTube-nya maupun oleh rekan-rekannya di kementerian. Selain itu, Kementerian Keuangan dikenal dengan sebutan “Kementerian Sultan” karena gajinya di atas rata-rata kementerian lainnya.
“Dari segi lapangan kerja, lingkungan dan pendapatan tidak ada masalah. Lalu mengapa Anda memutuskan untuk mengundurkan diri? Pertama, profesionalisme dan integritas, kata Ferry di akun YouTube-nya.
Ia mengaku saat mulai membuat konten pribadi, ia tidak menyangka perjalanannya akan sejauh ini. Dia mulai membuat konten YouTube karena perubahan kecepatan kerja akibat pandemi.
Ia membuat konten YouTube untuk mengisi waktu luangnya, namun seiring berjalannya waktu konten yang ia buat pun semakin luas. Dulu Ferri hanya membuat konten tentang informasi teknis tentang editing video, dan lain-lain.
Cepat atau lambat, akan ada konflik kepentingan. Apa yang saya lakukan mungkin mempengaruhi agensi tempat saya bekerja. “Atau sebaliknya, apa yang terjadi di agensi saya bisa berdampak pada saya,” ujarnya.
Untuk menghindari hal tersebut, Ferri akhirnya memutuskan mundur. Alasan lainnya adalah untuk membagi waktu, ia merasa tidak akan ada orang yang benar-benar ideal dan mampu membagi waktu.
Ferry sadar akan kesibukannya sebagai pejabat sekaligus pembuat konten. Sementara itu, ia sendiri sudah menikah dan memiliki anak yang membutuhkan waktu sebagai ayah. Alasan ketiga adalah kebebasan.
Ferry percaya bahwa setiap perusahaan memiliki aturan dan standar etika yang harus dipatuhi oleh pekerjanya. Ia tidak menyalahkan aturan dan kebijakan, namun channelnya berkembang dan memiliki lebih banyak topik dan pihak untuk berekspresi secara bebas.
Maka untuk menjaga profesionalisme dan keterbatasan waktu untuk berbagi, Ferry memutuskan untuk berhenti melayani dan bekerja penuh waktu sebagai pembuat konten.
Ferry saat ini aktif membuat konten edukasi di bidang keuangan, politik, media sosial, dan lainnya.
Ini adalah kisah sukses seorang mantan pegawai negeri sipil yang memilih aktif menjadi pembuat konten.
(Nadja Kurnia)